Senin, 28 Februari 2011

Pelatihan IT Islami







Acaranya seru dan perdana ini berlangsung hari sabtu kemarin, tanggal 12 Februari 2011. Sempet diundur dari rencana semula sihhh... tadinya mau diadain pas hari kamis 03 Februari 2011, tapi bentrok sama anak kelas dua yang pada study science di Jogja. Hehehe....

Di jadwal acara mulai jam 8, nahhh... akhwat kan dapet tugas buat beli konsumsi tuhhh... jadinya kita belanja kue dulu ke pasar darurat di daerah mandala tomang. Dua kue yang dibeli, bolu dan bolu... haha... tapi beda bentuknya. Pas udah nyampe sekolah... ternyata yang ikhwannya juga pada belanja makanan.... hemmm... jadi kelebihan makanan deh... tapi Alhandulillah sampai akhir acara, makanannya abis juga...

Acara mulai sekitar jam setengah sepuluh. Ngaret satu setengah jam dari yang udah dijadwalin. Alhandulullah pesertanya cukup banyak Alumni yang hadir pun juga. Dari akhwat ada ka kiki sama ka aty. Dari ikhwannya,,,siapa ya? lupa...! hehehe... yang jelas jumlahnya lebih banyak dari akhwat. Tapi tetep pesertanya menangan akhwat donggggg....!

Pertama-tama acara di buka oleh sang moderator yaitu Maulana Hassan Syafrudin yang juga menjabat sebagai Ketua OSIS. Habis itu, baru deh narasumbernya, ka Arif Julianto, Mahasiswa Fasilkom UI yang juga alumni SMAN 23 memulai presentasinya. Penjelasannya macem-macem dari mulai pengertian Social Network sampai macam-macam social network yang ternyata bukan hanya facebook ajah!, masih banyak media-media lain yang bisa kita manfaatin.

Abis presentasi, ka Arif minta kita supaya pesertanya bikin kelomok; 2 kelompok ikhwan dan 3 kelompok akhwat. Tugasnya kurang lebih begini :
1.tentukan satu atau lebih social network yang ingin digunakan untuk marketing rohis 23.
2.apa alasannya???
3.target-target yang ingin dicapai??
4.cara-cara untuk mewujudkan target2 itu apa aja??
5.cara-cara supaya member di social network yang udah dipilih, enggak pindah ke media lain.
Jawabannya itu di tulis di kertas karton & dihias semenarik mungkin.

Setengah jam sebelum zuhur, satu persatu kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka. Sebagian besar memilih media facebook. Ada dua yang beda yaitu twitter dan blog.
Kelompok terakhir presentasi tepat saat azan zuhur. Setelah acara ditutup, kami solat zuhur terlebih dahulu , dan terakhir pulanggggggggg.......
Subhanallah acara hari itu sangat berkesan dan Insya Allah memberikan manfaat yang besar buat peserta-pesertanya... Amin...)! oya, foto2 kegiatannya bisa dilihat di fb Rohis Dua Tiga yang dah di posting sama Kak Syarif  (RI)

Rabu, 23 Februari 2011

Nasehat adalah bukti dalam mencintai.

satu saat, kuminta nasehat pada seorang sahabat
aku merasa tak layak akh, katanya

aku tersenyum dan berkata
jika tiap kesalahan kita dipertimbangkan
sungguh di dunia ini tak ada lagi
orang yang layak memberi nasehat



memang merupakan kesalahan
jika kita terus saja saling menasehati
tapi dalam diri tak ada hasrat untuk berbenah
dan menjadi lebih baik lagi di tiap bilangan hari

tapi adalah kesalahan juga
jika dalam ukhuwah tak ada saling menasehati
hanya karena kita berselimut baik sangka kepada saudara

dan adalah kesalahan terbesar
jika kita enggan saling menasehati
hanya agar kita sendiri tetap
merasa nyaman berkawan kesalahan

Subhanallaah, di jalan cinta para pejuang
nasehat adalah ketulusan
kawan sejati bagi nurani
menjaga cinta dalam ridhaNya

-Salim A. Fillah-

Semangat kita, cintaNya

Bersemangatlah mengekspresikan cinta. Karena dengan semangat dan niat baik, kesalahan pun tetap bermakna.

Seperti kisah pengelana yang salah ucap.
Suatu hari, demikian Rasulullah berkisah sebagaimana Al Bukhari meriwayatkan, seorang musafir dari Bani Israil melintas gurun luas. Untuk mengarungi padang pasir yang tak tampak batasnya itu, ia menyiapkan bekal lengkap beserta unta kesayangannya. Air, makanan, pakaian, dan semua keperluan perjalanan ia bebankan pada punggung sang unta, sementara ia berjalan menuntun di samping hewan itu, berlindung dari terik mentari pada bayang-bayangnya.



Saat sampai di sebuah oase, sejenak dia beristirahat. Dia mencuci muka, minum, dan mengisi kantong airnya. Lalu ia berbaring memejam mata di bawah sebatang pokok tua. Sejenak saja. Tapi begitu ia membuka mata, sang unta beserta seluruh bekal yang dihelanya telah lenyap dari pandangan.


Bekalnya menghilang. Untanya kabur. Harapan hidupnya menguap. Panikpun menyergap.
Bagai orang gila dia berteriak-teriak memanggil untanya. Ia mencoba mencari, berlari ke sana-kemari sambil berseru-seru. Terseok-seok mengarungi pasir sembari terus menajamkan pandangan, ia berteriak lagi. Berlari lagi. Lalu menangis. Berlari lagi. Berteriak lagi.


Sampai akhirnya tenaganya habis. Keringatnya kering terperas. Pandangannya mengabur. Kesadarannya turun ke titik terrendah. Dan iapun jatuh. Pingsan.

Tak terasa semalam terlewati. Saat pagi dan mentari menyengatnya dengan sinar hangat, perlahan ia siuman. Pelan dibukanya mata, dihimpunnya sisa kesadaran dan pertama kali yang tampak di matanya adalah.. Untanya, beserta seluruh bekalnya, kini teronggok di depannya! Ada di situ! Benar-benar nyata tanpa kurang suatu apa!


Dadanya bergemuruh.. Kebahagiaannya meluap! Dan ia ungkapkan rasa syukurnya dengan meloncat sambil berteriak keras-keras, ”Allahumma Anta ’abdii wa ana Rabbuk! Ya Allah, Engkaulah hambaku dan akulah tuhanMu!”
Bukankah ini kalimat paling munkar yang pernah terucap dari seorang makhuluq? Bahkan jahatnya melebihi Fir’aun yang berkata, “Akulah tuhanmu yang paling tinggi.”


Ya.. Kalimat ini memang salah. Tapi salah ucap, dengan semangat tinggi dan niat baik, nyatanya tetap dihargai di sisi Ilahi. Ia Maha Tahu, Ia Maha Memahami, dan semangat untuk bersyukur dan membukti cinta padaNya akan berbalas indah. ”Allah tertawa mendengar kalimat orang itu”, kata Sang Nabi, ”Mengampuni dosanya, dan memasukkannya ke dalam surga!”

Ah, Allah.. Engkau memang Maha Penyayang!
-Salim A. Fillah-

Minggu, 20 Februari 2011

Hanya Kurang Dari 15 Menit, Otak Sudah Dapat Merekam Kata Baru

Sahabat ROHIS 23…untuk kali pertamanya blog ROHIS 23 akan membahas salah satu nikmat Allah yang ada pada tubuh kita yaitu otak. Ternyata nih, otak kita mampu merekam kata-kata baru kurang dari 15 menit. Berikut fakta dari para ilmuwan Otak akan mempelajari sebuah kata baru dalam waktu kurang dari 15 menit. Cukup perdengarkan kata tersebut sebanyak 160 kali.

Menurut para ilmuwan di University of Cambridge, otak akan membuat jaringan saraf baru untuk mengingat kata tersebut.Temuan para ilmuwan ini menjelaskan kalau waktu yang dibutuhkan otak untuk mempelajari kata itu ternyata lebih cepat dari pada perkiraan.

Penelitian dilakukan dengan menempatkan elektroda di kepala 16 relawan yang sehat. Aktivitas otak mereka dimonitor selama mengikuti pengujian yang terdiri dari 2 tahap.

Pada tahap pertama, para relawan diperdengarkan pada kata-kata yang sudah familiar. Tahap kedua, mereka diperdengarkan pada kata asing yang disebut berulang-ulang.

Di awal tahap kedua, aktivitas otak menunjukkan kalau otak berusaha mengenali kata tersebut. Tapi, setelah 160 kali pengulangan dalam 14 menit, aktivitas otak tidak dapat dibedakan dengan aktivitas otak di tahap pertama. "Secara virtual tidak ada bedanya," kata Dr. Yury Shtyrov yang terlibat dalam penelitian.

"Untuk mendengarkan saja sudah membantu untuk belajar bahasa," ujar Dr. Shtyrov kepada The Telegraph. Akan tetapi, untuk mengucapkan kata tersebut, butuh jaringan saraf baru, yakni bagian otak yang mengatur bicara.

Meski demikian, penelitian ini tidak bertujuan untuk membantu turis belajar bahasa. Menurut Dr. Shtyrov, penelitian ini untuk membantu pasien stroke mengembalikan kemampuan bicara.

Untuk itu, University of Cambridge menggandeng Cognition & Brain Sciences Unit dari Medical Research Council untuk mengembangkan sebuah terapi afasia yang diberi nama CIAT (Constraint-induced Aphasia Therapy).

Afasia merupakan kehilangan kemampuan bicara akibat sakit, cacat, atau cedera pada otak.

Tes berikutnya akan melibatkan pasien stroke. Seperti dijelaskan Dr. Shtyrov, rehabilitasi bisa cepat dengan menargetkan bagian otak untuk memori.

"Kuncinya adalah repetisi. Otak bekerja dengan baik pada saat kondisi santai dan tidak berusaha mengingat," jelasnya.

Ia memberi contoh dalam bidang olah raga. Seseorang bisa hapal nama pemain, tim, bahkan aturan dengan baik. "Itu karena setiap informasi selalu berulang dan orang merasa tidak perlu menghapal.

Otak tidak dapat menghapal semua hal. Otak memilih yang penting dan yang tidak penting," tegas Dr. Shtyrov.

Sahabat ROHIS 23…alangkah indahnya dan mulianya jika kemampuan otak kita digunakan untuk menghafal Al Qur’an. Tahu kan salah satu keutamaan dari menghafal Al Qur’an itu.

Dari Abi Hurairah Radiyallahu 'anhu. bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: :"Penghafal Al Qur'an akan datang pada hari kiamat, kemudian Al Qur'an akan berkata: Wahai Tuhanku, bebaskanlah dia, kemudian orang itu dipakaikan mahkota karamah (kehormatan), Al Qur'an kembali meminta: Wahai Tuhanku tambahkanlah, maka orang itu diapakaikan jubah karamah. Kemudian Al Qur'an memohon lagi: Wahai Tuhanku ridhailah dia, maka Allah meridhainya. Dan diperintahkan kepada orang itu: bacalah dan teruslah naiki (derajat-derajat surga), dan Allah menambahkan dari setiap ayat yang dibacanya tambahan nikmat dan kebaikan"
Wallahu a’lam

Baca Ini Setiap Hari!


Lihat ini setiap harinya!
Maka ia akan selalu terlintas dalam pikiranmu dan akan menjadi paradigmamu, lalu akan menjadi amal-amal nyatamu, kemudian berulang menjadi kebiasaanmu sehingga ia menjadi karakter dirimu dan yakinlah, ialah peradaban masa depanmu.

Camkan!

Baca! Ingat! Raih!

Next Day Preparation (enough to be His loyal servant)

0. Ikhlas…just4Allah..everytime, everywhere
1. Qiyamul Lail 7x / minggu,
2. Sholat Jama’ah 5 waktu di Masjid / hari,
3. Tilawah 1,5 juz / hari,
4. Muhasabah 1x / hari,
5. Berinfaq Rp. 2000 / hari,
6. Al-Ma’tsurot 7 kali / minggu,
7. Hafalan +5 halaman / minggu
8. Sholat Dhuha 7x / minggu
9. Shaum sunnah 8x / bulan

Curah Cita (dalam perenungan singkat akan makna kehidupan)!

1. Business man of the world : Mass Media as Political, Economical, and Cultural Weapon.
2. Punya keluarga idaman, teladan.
3. Punya sekolah islam internasional bermutu tinggi.
4. Berjihad fii sabilillah, Syahid!!
5. Hafidz qur’an dengan memahami maknanya.
6. Memiliki negara/kekhalifahan termakmur yang seluruh rakyatnya mengikhlaskan agamanya untuk Allah swt.

Lakukan ini 60 menit sebelum tidur (everyday you can die)!

In sequence…
1. Menggosok gigi, (3 menit)
2. Berwudhu, (2 menit)
3. Membaca Konsepsi HidupKu, peta hidupku dan rangkaian amanahku, (5 menit)
4. Menulis Diary, dan rencana esok hari, (25 menit)
5. Tilawah 1/2 juz, (15 menit)
6. Minum air putih hangat 2 gelas. (5 menit)
7. Membaca Ayat kursi, Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas,(5 menit)
8. Berdo’a + Posisi.

sumber: http://triajinugroho.wordpress.com/resume-ppsdms/

Antara Dewasa dan Kedewasaan

                                                 Acara Komunitas Sahabat Rohis (Januari 2011)

Jika ada yang mengatakan Dewasa itu pilihan Tua itu pasti, rasanya setelah dipikir ulang kedua hal tersebut antara dewasa dan tua itu sama jika dilihat dari faktor usia. Satu hal yang pasti antara dewasa dan anak-anak itu berbeda.

Konsep diri pada seorang anak adalah bahwa dirinya tergantung pada orang lain. Ketika ia beranjak menuju dewasa, ketergantungan kepada orang lain mulai berkurang dan ia merasa dapat mengambil keputusan sendiri. Selanjutnya sebagai orang dewasa, ia memandang dirinya sudah mampu sepenuhnya mengatur diri sendiri.

Jikalau ada pembatasan usia bahwa seseorang dapat dikatakan dewasa setelah memasuki usia 17 tahun, hal itu betul juga. Islam sebagai agama yang menyeluruh mengenal istilah dewasa dengan sebutan baligh yang menunjukkan seseorang telah mencapai kedewasaan. "Baligh" diambil dari kata bahasa Arab yang secara bahasa memiliki arti "sampai", maksudnya "telah sampainya usia seseorang pada tahap kedewasaan". Secara hukum Islam, seseorang dapat dikatakan baligh apabila telah mengetahui, memahami, dan mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, serta telah mencapai usia 15 tahun ke atas.


Selain dilihat dari sisi pertumbuhan secara fisik, ada hal yang terpenting tentang makna dewasa dan kedewasaan. Dewasa dan kedewasaan, sepintas kedua hal tersebut sepertinya sama, namun sebenarnya berbeda, dewasa adalah penilaian secara ukuran (kuantitas) dan kedewasaan adalah penilaian secara kualitas (kualitas). 

Marc & Angel (2007) mengemukakan bahwa kedewasaan seseorang bukanlah terletak pada ukuran usianya, tetapi justru pada sejauh mana tingkat kematangan emosional yang dimilikinya. Berikut ini pemikirannya tentang ciri-ciri atau karakteristik kedewasaan seseorang yang sesungguhnya dilihat dari kematangan emosionalnya.


  1. Tumbuhnya kesadaran bahwa kematangan bukanlah suatu keadaan tetapi merupakan sebuah proses berkelanjutan dan secara terus menerus berupaya melakukan perbaikan dan peningkatan diri.
  2. Memiliki kemampuan mengelola diri dari perasaan cemburu dan iri hati.
  3. Memiliki kemampuan untuk mendengarkan dan mengevaluasi dari sudut pandang orang lain.
  4. Memiliki kemampuan memelihara kesabaran dan fleksibilitas dalam kehidupan sehari-hari.
  5. Memiliki kemampuan menerima fakta bahwa seseorang tidak selamanya dapat menjadi pemenang dan mau belajar dari berbagai kesalahan dan kekeliruan atas berbagai hasil yang telah dicapai.
  6. Tidak berusaha menganalisis secara berlebihan atas hasil-hasil negatif yang diperolehnya, tetapi justru dapat memandangnya sebagai hal yang positif tentang keberadaan dirinya.
  7. Memiliki kemampuan membedakan antara pengambilan keputusan rasional dengan dorongan emosionalnya (emotional impulse).
  8. Memahami bahwa tidak akan ada kecakapan atau kemampuan tanpa adanya tindakan persiapan.
  9. Memiliki kemampuan mengelola kesabaran dan kemarahan.
  10. Memiliki kemampuan menjaga perasaan orang lain dalam benaknya dan berusaha membatasi sikap egois.
  11. Memiliki kemampuan membedakan antara kebutuhan (needs) dengan keinginan (wants).
  12. Memiliki kemampuan menampilkan keyakinan diri tanpa menunjukkan sikap arogan (sombong).
  13. Memiliki kemampuan mengatasi setiap tekanan (pressure) dengan penuh kesabaran.
  14. Berusaha memperoleh kepemilikan (ownership) dan bertanggungjawab atas setiap tindakan pribadi.
  15. Mengelola ketakutan diri (manages personal fears)
  16. Dapat melihat berbagai “bayangan abu-abu” diantara ekstrem hitam dan putih dalam setiap situasi.
  17. Memiliki kemampuan menerima umpan balik negatif sebagai alat untuk perbaikan diri.
  18. Memiliki kesadaran akan ketidakamanan diri dan harga diri.
  19. Memiliki kemampuan memisahkan perasaan cinta dengan berahi sesaat.
  20. Memahami bahwa komunikasi terbuka adalah kunci kemajuan.
Pastinya secara usia kita semua akan melewati fase-fase kedewasaan, terkecuali bagi mereka yang telah dipanggil Allah pada usia sebelum mereka dewasa, tapi apakah setiap yang dewasa memiliki kedewasaan diri? semoga kita memilikinya.

FIKRA 23 (dari berbagai sumber)

Karakteristik Pribadi Muslim



Al-Qur’an dan Sunnah merupakan dua pusaka Rasulullah Saw yang harus selalu dirujuk oleh setiap muslim dalam segala aspek kehidupan. Satu dari sekian aspek kehidupan yang amat penting adalah pembentukan dan pengembangan pribadi muslim. Pribadi muslim yang dikehendaki oleh Al-Qur’an dan sunnah adalah pribadi yang shaleh, pribadi yang sikap, ucapan dan tindakannya terwarnai oleh nilai-nilai yang datang dari Allah Swt.

Persepsi masyarakat tentang pribadi muslim memang berbeda-beda, bahkan banyak yang pemahamannya sempit sehingga seolah-olah pribadi muslim itu tercermin pada orang yang hanya rajin menjalankan Islam dari aspek ubudiyah, padahal itu hanyalah salah satu aspek yang harus lekat pada pribadi seorang muslim. Oleh karena itu standar pribadi muslim yang berdasarkan Al-Qur’an dan sunnah merupakan sesuatu yang harus dirumuskan, sehingga menjadi acuan bagi pembentukan pribadi muslim.

Bila disederhanakan, sekurang-kurangnya ada sepuluh profil atau ciri khas yang harus lekat pada pribadi muslim.

1. Salimul Aqidah

Aqidah yang bersih (salimul aqidah) merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah Swt dan dengan ikatan yang kuat itu dia tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan-ketentuan-Nya. Dengan kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada Allah sebagaimana firman-Nya yang artinya: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku, semua bagi Allah Tuhan semesta alam (QS 6:162).

Karena memiliki aqidah yang salim merupakan sesuatu yang amat penting, maka dalam da’wahnya kepada para sahabat di Makkah, Rasulullah Saw mengutamakan pembinaan aqidah, iman atau tauhid.

2. Shahihul Ibadah.

Ibadah yang benar (shahihul ibadah) merupakan salah satu perintah Rasul Saw yang penting, dalam satu haditsnya; beliau menyatakan: “shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat”. Dari ungkapan ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan haruslah merujuk kepada sunnah Rasul Saw yang berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau pengurangan.

3. Matinul Khuluq.

Akhlak yang kokoh (matinul khuluq) atau akhlak yang mulia merupakan sikap dan prilaku yang harus dimiliki oleh setiap muslim, baik dalam hubungannya kepada Allah maupun dengan makhluk-makhluk-Nya. Dengan akhlak yang mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia apalagi di akhirat.

Karena begitu penting memiliki akhlak yang mulia bagi umat manusia, maka Rasulullah Saw ditutus untuk memperbaiki akhlak dan beliau sendiri telah mencontohkan kepada kita akhlaknya yang agung sehingga diabadikan oleh Allah di dalam Al-Qur’an, Allah berfirman yang artinya: Dan sesungguhnya kamu benar-benar memiliki akhlak yang agung (QS 68:4).

4. Qowiyyul Jismi.

Kekuatan jasmani (qowiyyul jismi) merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang harus ada. Kekuatan jasmani berarti seorang muslim memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal dengan fisiknya yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang sehat atau kuat, apalagi perang di jalan Allah dan bentuk-bentuk perjuangan lainnya.
Oleh karena itu, kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim dan pencegahan dari penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan. Meskipun demikian, sakit tetap kita anggap sebagai sesuatu yang wajar bila hal itu kadang-kadang terjadi, dan jangan sampai seorang muslim sakit-sakitan. Karena kekuatan jasmani juga termasuk yang penting, maka Rasulullah Saw bersabda yang artinya: Mu’min yang kuat lebih aku cintai daripada mu’min yang lemah (HR. Muslim).

5. Mutsaqqoful Fikri

Intelek dalam berpikir (mutsaqqoful fikri) merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang penting. Karena itu salah satu sifat Rasul adalah fatonah (cerdas) dan Al-Qur’an banyak mengungkap ayat-ayat yang merangsang manusia untuk berpikir, misalnya firman Allah yang artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang, khamar dan judi. Katakanlah: “pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya”. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari keperluan”. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berpikir (QS 2:219).

Di dalam Islam, tidak ada satupun perbuatan yang harus kita lakukan, kecuali harus dimulai dengan aktivitas berpikir. Karenanya seorang muslim harus memiliki wawasan keislaman dan keilmuan yang luas. Bisa kita bayangkan, betapa bahayanya suatu perbuatan tanpa mendapatkan pertimbangan pemikiran secara matang terlebih dahulu.
Oleh karena itu Allah mempertanyakan kepada kita tentang tingkatan intelektualitas seseorang sebagaimana firman-Nya yang artinya: Katakanlah: “samakah orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?”, sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran (QS 39:9).

6. Mujahadatul Linafsihi.

Berjuang melawan hawa nafsu (mujahadatul linafsihi) merupakan salah satu kepribadian yang harus ada pada diri seorang muslim, karena setiap manusia memiliki kecenderungan pada yang baik dan yang buruk. Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk amat menuntut adanya kesungguhan dan kesungguhan itu akan ada manakala seseorang berjuang dalam melawan hawa nafsu.

Oleh karena itu hawa nafsu yang ada pada setiap diri manusia harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam, Rasulullah Saw bersabda yang artinya: Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran islam) (HR. Hakim).

7. Harishun Ala Waqtihi.


Pandai menjaga waktu (harishun ala waqtihi) merupakan faktor penting bagi manusia. Hal ini karena waktu itu sendiri mendapat perhatian yang begitu besar dari Allah dan Rasul-Nya. Allah Swt banyak bersumpah di dalam Al-Qur’an dengan menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili dan sebagainya.

Allah Swt memberikan waktu kepada manusia dalam jumlah yang sama setiap, yakni 24 jam sehari semalam. Dari waktu yang 24 jam itu, ada manusia yang beruntung dan tak sedikit manusia yang rugi. Karena itu tepat sebuah semboyan yang menyatakan: “Lebih baik kehilangan jam daripada kehilangan waktu”. Waktu merupakan sesuatu yang cepat berlalu dan tidak akan pernah kembali lagi.

Oleh karena itu setiap muslim amat dituntut untuk memanaj waktunya dengan baik, sehingga waktu dapat berlalu dengan penggunaan yang efektif, tak ada yang sia-sia. Maka diantara yang disinggung oleh Nabi Saw adalah memanfaatkan momentum lima perkara sebelum datang lima perkara, yakni waktu hidup sebelum mati, sehat sebelum sakit, muda sebelum tua, senggang sebelum sibuk dan kaya sebelum miskin.

8. Munazhzhamun fi Syuunihi.


Teratur dalam suatu urusan (munzhzhamun fi syuunihi) termasuk kepribadian seorang muslim yang ditekankan oleh Al-Qur’an maupun sunnah. Oleh karena itu dalam hukum Islam, baik yang terkait dengan masalah ubudiyah maupun muamalah harus diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik. Ketika suatu urusan ditangani secara bersama-sama, maka diharuskan bekerjasama dengan baik sehingga Allah menjadi cinta kepadanya.

Dengan kata lain, suatu urusan dikerjakan secara profesional, sehingga apapun yang dikerjakannya, profesionalisme selalu mendapat perhatian darinya. Bersungguh-sungguh, bersemangat dan berkorban, adanya kontinyuitas dan berbasih ilmu pengetahuan merupakan diantara yang mendapat perhatian secara serius dalam menunaikan tugas-tugasnya.

9. Qodirun Alal Kasbi.

Memiliki kemampuan usaha sendiri atau yang juga disebut dengan mandiri (qodirun alal kasbi) merupakan ciri lain yang harus ada pada seorang muslim. Ini merupakan sesuatu yang amat diperlukan. Mempertahankan kebenaran dan berjuang menegakkannya baru bisa dilaksanakan manakala seseorang memiliki kemandirian, terutama dari segi ekonomi. Tak sedikit seseorang mengorbankan prinsip yang telah dianutnya karena tidak memiliki kemandirian dari segi ekonomi. Kareitu pribadi muslim tidaklah mesti miskin, seorang muslim boleh saja kaya raya bahkan memang harus kaya agar dia bisa menunaikan haji dan umroh, zakat, infaq, shadaqah, dan mempersiapkan masa depan yang baik. Oleh karena itu perintah mencari nafkah amat banyak di dalam Al-Qur’an maupun hadits dan hal itu memiliki keutamaan yang sangat tinggi.

Dalam kaitan menciptakan kemandirian inilah seorang muslim amat dituntut memiliki keahlian apa saja yang baik, agar dengan keahliannya itu menjadi sebab baginya mendapat rizki dari Allah Swt, karena rizki yang telah Allah sediakan harus diambil dan mengambilnya memerlukan skill atau ketrampilan.

10. Nafi’un Lighoirihi.

Bermanfaat bagi orang lain (nafi’un lighoirihi) merupakan sebuah tuntutan kepada setiap muslim. Manfaat yang dimaksud tentu saja manfaat yang baik sehingga dimanapun dia berada, orang disekitarnya merasakan keberadaannya karena bermanfaat besar. Maka jangan sampai seorang muslim adanya tidak menggenapkan dan tidak adanya tidak mengganjilkan. Ini berarti setiap muslim itu harus selalu berpikir, mempersiapkan dirinya dan berupaya semaksimal untuk bisa bermanfaat dalam hal-hal tertentu sehingga jangan sampai seorang muslim itu tidak bisa mengambil peran yang baik dalam masyarakatnya.
Dalam kaitan inilah, Rasulullah saw bersabda yang artinya: sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain (HR. Qudhy dari Jabir).

Demikian secara umum profil seorang muslim yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadits, sesuatu yang perlu kita standarisasikan pada diri kita masing-masing.

Membesuk Istri Pak Hamdan



Alhamdulillah, setelah dapat kabar melalui Grup fb di ROHIS SMAN 23 dari Akh Rio (Aka 99) bahwa istrinya Pak Hamdan, Pembina ROHIS kita, sedang dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) tepatnya di Gedung A, Lantai IV, Ruang 402. Istri Pak Hamdan bernama Ibu Sarinawati, beliau dirawat sejak akhir Januari 2011 dan rencananya akan dioperasi (rahim) pada tanggal 6 Februari 2011.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah beberapa orang alumni rohis dan pengurus rohis bergilir hadir pada hari biasa, hingga kemudian kami hadir bersama pada tanggal 6 Februari 2011. Berangkat bersama dari Musholla Bahrul Ilmi setelah mengumpulkan dana dari beberapa alumni lintas angkatan untuk membantu biaya pengobatan Istrinya Pak Hamdan. Terkumpul sejumlah dana, alhamdulillah.

Istri Pak Hamdan, Ibu Sarinawati dirawat di RSCM sudah cukup lama, Pak Hamdan sempat drop juga karena sudah beberapa kali keluar masuk Rumah Sakit, dan kali ini adalah operasi kali ketiga. Untuk seorang Pak Hamdan yang masih menjadi guru honorer Agama Islam di SMAN 23 sejak tahun 1991 mungkin cukup berat. Disamping mengajar di SMAN 23, beliau juga mengajar di Sekolah Kejuruan.

Pak Hamdan dikaruniai dua orang anak, anak sulungnya kini sedang duduk di kelas XI SMAN 23. Bersamaan pada saat ibundanya masuk Rumah Sakit, memang seluruh kelas XI sedang malaksanakan Study Sains ke Jogja selama 4 hari, sehingga putri Pak Hamdan ini akhirnya memutuskan untuk tidak mengikuti acara Study Sains tersebut.

Alhamdulillah pada ahad kemarin, beberapa orang pengurus rohis menyempatkan hadir untuk membesuk istri Pak Hamdan, beberapa orang alumni lintas angkatan menjenguk Ibu Sarinawati yang terbujur lemah di Rumah Sakit. Semoga Pak Hamdan diberi kesabaran yang banyak, dan semoga istrinya cepat sembuh dan diangkatkan penyakitnya.

Kepada segenap alumni dan pengurus rohis yang telah berpartisipasi, berapapun yang kita bantu untuk meringankan beban saudara kita, semoga Allah membalas dengan lebih baik dan berkali-kali lipatnya.

Senang rasanya melihat kesibukan ahad kemarin, beberapa orang alumni dan pengurus rohis sibuk menghitung dana yang terkumpul, terima kasih juga atas inisiatif dan kerja keras Akh Syarif (Aka 2005), Akh Probo (Aka 2006), Ukh Muna (Aka 2005), Akh Khaidir (Aka 2010) yang sudah menggalang dana, semoga kerja keras antum meneguhkan kedudukan antum dan memudahkan segala urusan antum.

Kepada anak-anak rohis kelas X yang tidak dapat turut serta ke RSCM karena sedang mengikuti bedah buku DREAMS, generasi excelent di Univ. Trisakti Gedung D lantai 8, mohon doanya ya, untuk kesembuhan Istri guru kita, Pak Hamdan Syukri.

Sabtu, 19 Februari 2011

Karena Kalian Begitu Berharga Untukku...

Tulisan ini kupersembahkan untuk adik-adikku,
terutama adik-adik mentoringku,
adik-adikku di ROHIS SMAN 23,,,

Terima kasih telah menungguku hari ini, mari kita awali majelis ilmu ini dengan basmalah dan segenggam doa, agar kelak suatu saat, ketika kalian sudah dewasa nanti, betapa aku dan mungkin adik-adik semua begitu merindukan majelis ini.

Disini, dalam majelis yang dinanungi para malaikat, aku bukanlah seorang guru yang pandai menggurui ataupun mengajarkan, aku bukanlah seorang ahli ilmu, juga bukan seorang yang pandai mengamalkan, aku juga bukan seorang  ahli ibadah, aku hanyalah seorang kakak.

Kakak  yang lahir lebih dahulu dari dirimu, kakak yang ingin menjadi tempat kalian bertanya saat kalian bingung atau bimbang. Seorang kakak yang ingin menyampaikan hal-hal yang telah aku ketahui terlebih dahulu, karena aku telah menerimanya lebih awal. Kakak yang ingin memberimu semangat, agar adik-adikku terus optimis mengejar cita-cita.

Aku hanyalah seorang kakak yang lahir lebih dahulu darimu, tidak ada yang istimewa dari diriku, hanya saja banyak hal yang telah aku lewati dan telah aku temui, dan aku ingin menyampaikannya padamu agar kalian senantiasa berhati-hati.

Kesedihanmu adalah kesedihanku, dan bahkan kesedihan semua kakak-kakakmu di ROHIS ini...
Saat kalian sedih dengan nilai rapot yang diterima kemarin.
Meskipun kami tidak pernah mengatakannya.

Adik-adikku,
Aku sadar dengan keterbatasan waktuku bersamamu,
Keterbatasanku berkomunikasi denganmu,
Keterbatasanku menasihatimu,
Keterbatasanku mendengarkan cerita-ceritamu,
Keterbatasanku memberikan apa yang kamu inginkan.

Aku hanya mampu memberikan apa yang kalian butuhkan,
meskipun tidak kalian inginkan,
Mengajarimu melukis masa depan,
Menemanimu agar kelak menjadi pribadi-pribadi pilihan,

Andai engkau tahu wahai adik-adiku...
Zamanku berbeda dengan zamanmu nanti...
Entah seperti apa zamanmu nanti tanpa keberadaanku...
Aku hanya ingin mempersiapkanmu agar kelak kalian menjadi  orang-orang yang dapat menaklukkan zaman, bukan sebaliknya.
Ketika pada zamanku banyak manusia yang menggadaikan keimanan dan harga dirinya,
entah bagaimana dengan zamanmu.

Seandainya bisa, aku ingin kebersamaan kita selalu ada...
Tentang cerita ukhuwah yang akan menyejarah...
Bahwa kita adalah bersaudara karena iman dan cinta...
Dan karena kalian begitu berharga untukku...




Jumat, 18 Februari 2011

Dalam Dekapan Ukhuwah (Part 4)

“… Dan Allah yang mempersatukan hati para hamba beriman. Jikapun kau nafkahkan perbendaharaan bumi seluruhnya untuk mengikat hati mereka, takkan bisa kau himpun hati mereka. Tetapi Allah-lah yang telah menyatupadukan mereka …” [Al-Anfaal: 63]

 


Ukhuwah adalah rasa persaudaraan yang tidak terjalin karena darah, tetapi karena sebuah keyakinan dan keimanan. Ayat pembuka, yang juga menjadi pembuka dalam buku Dalam Dekapan Ukhuwah, adalah sebentuk penguatan bahwa kecintaan kepada Allah merupakan ikatan ukhuwah tererat bagi manusia. Tak dipungkiri bahwa ukhuwah menyimpan keindahan dan ketulusan yang tak terkira. Dari sana tercipta sebuah komunitas yang dapat saling membantu dan mengingatkan dalam kebaikan. Dua lebih baik dari satu, tiga lebih baik dari dua.

Namun, mengerjakan sesuatu atas dasar kecintaan pada Allah, pastinya tidak mudah. Akan selalu hadir rayuan maut para pecinta neraka demi tercorengnya keindahan ukhuwah. Seperti kata pepatah, mencari 1000 musuh lebih mudah daripada mencari satu orang sahabat. Gampang kan cari musuh? Tapi sangat sulit mendapatkan atau mempertahankan seorang sobat. style="font-size: small;">  

Menjalin sebuah ukhuwah tidaklah mudah, karena di sana manusia tidak bisa mendewakan keegoisan. Tidak bisa melihat segala sesuatu hanya dari kacamata pribadi. Terdapat orang lain yang harus dijaga, dihormati dan disayangi. Ada toleransi dan kesabaran yang sangat besar ketika sudah memutuskan untuk menjalin ukhuwah. Banyak, sangat banyak sekali yang akan datang untuk menguji sebuah ukhuwah. Lagi-lagi, bukankah segala bentuk perwujudan atas kecintaan kita kepada Allah, bukanlah sesuatu yang mudah?

Lewat ‘Dalam Dekapan Ukhuwah’ memberikan berbagai gambaran dan permasalahan yang sangat mungkin terjadi dalam jalinan ukhuwah. Kesalahpahaman dalam memahami orang lain, tanpa sadar mengunggulkan diri sendiri, kekhilafan saat berkata-kata, kesabaran menghadapi kelicikan, memaafkan segala bentuk kesalahan, perdebatan yang sebenarnya tidak terlalu penting, dan masih banyak kisah sayatan sekaligus bunga ukhuwah yang mesti kita pahami dengan cinta.

Inspiring from Dalam Dekapan Ukhuwah, Salim A. FIllah


Tafakur Alam Cigemea 2010
Peserta 'itikaf di masjid Baitul Ihsan (Kebon Sirih)
Musafir perjuangan

Merangkai Pelangi Harapan

 Betapa Allah selalu ingin membahagiakan kita di setiap keadaan nan gundah.. 

Allah berfirman "Laa taiasuu min rauhillah". 

Maka tenanglah, teguhlah dan optimislah! 

Karena di penghujung setiap malam ada pagi yang cerah, 

dibalik batu yang besar ada mata air yang sejuk, 

setelah perjalanan jauh ada sungai yang mengalir jernih, 

setelah kelelahan ada tempat peristirahatan yang nyaman, 

setelah kesedihan ada kebahagiaan... 

Keep fight ^_^


Dalam Dekapan Ukhuwah (Part 3)

Karena beda antara kau dan aku sering jadi sengketa

Karena kehormatan diri sering kita tinggikan di atas kebenaran
Karena satu kesalahanmu padaku seolah menghapus sejuta kebaikan yang lalu
wasiat Sang Nabi itu rasanya berat sekali: "jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara".

Mungkin lebih baik kita berpisah sementara, sejenak saja menjadi kepompong dan menyendiri
Berdiri malam-malam, bersujud dalam dalam
Bertafakkur bersama iman yang menerangi hati
Hingga tiba waktunya menjadi kupu kupu yang terbang menari
Melantun kebaikan di antara bunga, menebar keindahan pada dunia

Lalu dengan rindu kita kembali ke dalam dekapan ukhuwah
Mengambil cinta dari langit dan menebarkannya di bumi dengan persaudaraan suci, sebening prasangka, selembut nurani, sehangat semangat, senikmat berbagi dan sekokoh janji..


Dalam dekapan ukhuwah, jadilah orang yang mau berubah, mampu menerima kegagalan, bersedia membahas persoalan, bisa belajar dari orang lain, dan siap melakukan sesuatu untuk mengatasi masalah.

Dalam dekapan ukhuwah, hindarkan diri dari kepengecutan dan mengeluhlah hanya pada Allah..

Salim A. Fillah




Panitia Walimahtul 'Ursy akh Parlin
 
Out bond Tafakur Alam di Gunung Salak endah

Tafakur Alam di Cigamea Gunung Salak Endah ^_^
Makan malam berjamaah"MABIT" di base camp ikhwan

NAMA-NAMA SYURGA DAN NERAKA

Tingkatan dan nama-nama syurga ialah :- 


1. Firdaus 
2. Syurga 'Adn 
3. Syurga Na'iim 
4. Syurga Na'wa 
5. Syurga Darussalaam 
6. Daarul Muaqaamah 
7. Al-Muqqamul Amin 
8. Syurga Khuldi 



Sedangkan tingkatan dan nama-nama neraka adalah :- 

1. Neraka Jahannam 
2. Neraka Jahiim 
3. Neraka Hawiyah 
4. Neraka Wail 
5. Neraka Sa'iir 
6. Neraka Ladhaa 
7. Neraka Saqar 
8. Neraka Hutomah




Kamis, 17 Februari 2011

Antara Kebutuhan dan Keinginan

Antara kebutuhan dan keinginan pada diri seorang manusia selalu menjadi pertentangan batin tersendiri. Seseorang harus benar-benar mendengarkan suara hati (nurani) yang terdalam untuk memastikan keputusannya sesuai secara proporsional. Sesuatu yang didasari oleh rasa ingin, biasanya didorong oleh hawa nafsu. Sedangkan kebutuhan adalah sesuatu yang memang perlu dipenuhi. Namun, kadang porsi keinginan selalu lebih besar daripada kebutuhan. Terlebih lagi jika memiliki harta dan posisi (jabatan) yang menjanjikan.


Besarnya keinginan daripada kebutuhan didasari karena adanya pergeseran sistem nilai dari yangidealistic menuju sensate norms. Pada norma idealistic, manusia masih memandang bahwa dunia hanyalah tempat singgah sementara, maka tidak perlu terlalu cinta dunia. Oleh karena itu, pada norma ini, manusia masih memegang teguh nilai-nilai Ketuhanan. Sedangkan norma sensatedicirikan oleh adanya budaya hedonisme, materialisme, atau manusia yang sudah terlalu cinta dunia.

Hal yang menjadi permasalahan adalah keinginan untuk memuaskan nafsu sensoris manusia tidak ada batasnya. Bahkan, semakin banyak manusia memiliki harta, akan semakin menggebu-gebu tingkat keinginannya. Kecintaan terhadap dunia ibarat meminum air laut, semakin banyak diminum akan semakin haus, sehingga tidak akan pernah terpuaskan dahaganya. Keinginan manusia yang tidak ada batasnya itu dihadapkan dengan ketersediaan sarana dan sumber daya yang terbatas. Hal inilah yang membuat manusia cenderung bersikap “aji mumpung” jika ada kesempatan sekecil apapun datang menghampiri.

Sebagai jalan keluar yang harus ditempuh adalah bagaimana belajar mengendalikan diri dari nafsu duniawi yang tidak ada batasnya. Tentu hal ini akan sangat berhubungan dengan bagaimana membangkitkan kesadaran spiritualitas manusia. Dengan kesadaran spiritualitas itu, akan membangkitkan kesadaran pada diri manusia bahwa kehidupan dunia adalah sebuah ilusi. Hendak kemana harta-harta kita dibawa? Mau diapakan kemewahan dunia yang kita pelihara?Toh, dunia tetap disini saja. Tidak ada yang dibawa mati, kecuali amal-amal kita. Kecuali, jika harta yang kita miliki dimanfaatkan sebagai bekal kematian.

Orang yang paling miskin bukanlah orang yang tidak memiliki apa-apa, tapi orang yang paling banyak keinginannya terhadap dunia. Mereka tidak pernah merasa cukup dengan apa yang ada. Selalu saja merasa kurang. Apa artinya banyak harta jika kita tidak pernah merasa cukup? Agar hati tetap kaya, lepaskan belenggu dari keinginan terhadap dunia, pastikan hanya yang kita butuhkan saja. Semakin banyak keinginan terhadap dunia, akan semakin memenjarakan hati kita.

oleh Rizal Dwi Prayogo


tilawah ba'da isya

Dalam Dekapan Ukhuwah (Part 2)

Bismillah…


Akhina.. mendalami agungnya cerita para sahabat yang terlingkar dalam dekapan ukhuwah, membuatku banyak menerawang semua kisah yang mungkin sangat tak berbekas dibanding mereka..

Hanya saja, cerita-cerita sederhana itu, seperti menjadi kenangan-kenangan yang akan selalu membuat saya berkata ke dalam diri.. “bahwa dalam dekapan ukhuwah, kutemukan jalan cinta untuk Yang Maha Cinta..” Sejatinya, ia bukan hanya sekedar membuatku lapang dalam sempit, atau merasa sangat antusias meski lelah, lebih dari itu semua, dalam dekapan ukhuwah mengajarkan kepadaku untuk lebih memahami bahwa persaudaraan yang kokoh berdiri adalah jawaban dari setiap pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita.. “Akankah kita mampu bertahan ?”…

Dalam dekapan ukhuwah akhina… Kudo’akan kita masih Istiqomah, kita tak mau kalah untuk berkeringat, kita tak mau resah untuk sebuah pekerjaan yang terasa berat..
Dalam dekapan ukhuwah akhina.. Kutitipkan semua kekuatan yang mungkin aku punya dan kau tak punya, agar ia terbang bersama, kemudian kita mampu saling bertukar semangat…

Dalam dekapan ukhuwah akhina.. Kukirimkan setumpuk harap yang sederhana, namun berharap ia mampu saling menguati, kalimat sederhana ini hanyalah catatan-catatan bagi cerita perjalanan kita yang tak banyak diketahui orang selain diri kita, Allah dan orang-orang yang ikhlas bersama-Nya..

Dalam dekapan ukhuwah akhina… Kutanamkan ikhlas sebagai pedoman, kusemai iman sebagai kekuatan, dan kusuburkan keyakinan sebagai jawaban dari setiap persoalan.. Seperti hamparan kisah Hajar dengan keyakinannya pada Allah, seperti tumpukan rasa yakin Yunus as dalam do’a-do’a penuh penghambaannya.. Semuanya akhina, ikhlas, iman, dan keyakinan yang kokoh mengakar dalam diri kita yang akan membuat kita memahami kenapa Sayyid Qutb tersenyum tenang menjelang syahid, kenapa Yusuf Qardhawi dengan tenang melanjutkan syuro ketika masih dalam keadaan lapar, atau ketika para pendahulu dakwah ini berlelah-lelah untuk sekedar menyampaikan kalimat-kalimat tausyiah bagi para pejuang yang haus akan cinta-Nya..

Dalam dekapan ukhuwah akhina.. Kusadari, bahwa setiap perjuangan bukanlah hal yang mudah. Ia meleburkan semua kebahagiaan, menghapus semua sifat pengandaian kita, menghujam dan menusuk semua sifat kemalasan kita, hanya saja, disetiap akhir cerita yang panjang dan menguras tenaga ini, Allah selalu menggantinya dengan kebahagiaan yang merasuk, kenyamanan yang membumi, hingga getar-getar cinta yang agung dan merambat di dalam jiwa-jiwa kita agar selalu tunduk pada-Nya..

Dalam dekapan ukhuwah akhina.. Kupelajari satu yang tak pernah kudapat dari yang lain. Bahwa bekerja bukan hanya berarti melakukan apa-apa yang kita cintai. Namun bekerja, juga merupakan terjemahan dari berlelah-lelah bagi apa yang kita tidak sukai, bahkan sekalipun itu menyangkut dengan kenyamanan hidup kita. Maka karena kita telah berani untuk bersumpah dan bekerja bersama-Nya, jadilah hati dan jiwa kita takkan pernah habis di isi kekuatan oleh-Nya untuk bergerak, takkan pernah habis diisi dengan mata air segar yang selalu memancarkan kebaikan dalam episode-episode hari kita.. Dalam dekapan ukhuwah akhina.. Aku belajar semuanya…

Akhina…
Aku, kamu dan kita semua, pernah merasa tak layak untuk sekedar berjuang dalam dekapan ukhuwah.. Mungkin karena kurangnya ilmu, kurangnya amal dan kurangnya iman di dalam diri.. Namun, karena dalam dekapan ukhuwah telah menawarkan sejuta cinta yang menggetarkan untuk-Nya, maka karena-Nya, aku akan terus bertahan, terus meretas jalan perjuangan, dan terus berlelah-lelah untuk menggapai kemenangan.. Dalam dekapan ukhuwah akhina.. berharap semuanya juga mampu kita rasakan dan kita amalkan..

Akhina..
Diakhir tulisan ini aku berharap, akhir dari dalam dekapan ukhuwah kita, bermuara pada telaga kautsar yang disampingnya telah ditunggu oleh Sang Lelaki Mulia, Nabi Muhammad saw.

~ Yusuf Al Bahi ~
Inspiring from Dalam Dekapan Ukhuwah, Salim A. FIllah


Panitia Walimahtul 'Ursy akh Parlin

Outbond Tafakur Alam ROHIS 23
Peserta 'itikaf di masjid BI
Para Pencari TUHAN ('itikaf 2010)

Pernah Ada Masa-Masa

pernah ada masa-masa dalam cinta kita

kita lekat bagai api dan kayu
bersama menyala, saling menghangatkan rasanya
hingga terlambat untuk menginsyafi bahwa
tak tersisa dari diri-diri selain debu dan abu


pernah ada waktu-waktu dalam ukhuwah ini
kita terlalu akrab bagai awan dan hujan
merasa menghias langit, menyuburkan bumi,
dan melukis pelangi
namun tak sadar, hakikatnya kita saling meniadai


di satu titik lalu sejenak kita berhenti, menyadari
mungkin hati kita telah terkecualikan dari ikatan di atas iman
bahkan saling nasehatpun tak lain bagai dua lilin
saling mencahayai, tapi masing-masing habis dimakan api


kubaca cendikiawan dinasti ming, feng meng long
menuliskan sebaitnya dalam ‘yushi mingyan’;
“bungapun layu jika berlebih diberi rawatan
willow tumbuh subur meski diabaikan”


maka kitapun menjaga jarak dan mengikuti nasihat ‘ali
“berkunjunglah hanya sekali-sekali, dengan itu cinta bersemi”


padahal saat itu, kau sedang dalam kesulitan
seperti katamu, kau sedang perlu bimbingan
maka seolah aku telah membiarkan
orang bisu yang merasakan kepahitan
menderita sendiri, getir dalam sunyi
-ataukah memang sejak dulu begitulah aku?-


dan sekarang aku merasa bersalah lagi
seolah hadirku kini cuma untuk menegur
hanya mengajukan keberatan, bahkan menyalahkan
bukan lagi penguatan, bukan lagi uluran tangan
-kurasa uluran tanganku yang dulupun membuat kita
hanya berputar-putar di kubangan yang kau gali itu-


kini aku hanya menangis rindu membaca kisah ini;
satu hari abu bakr, lelaki tinggi kurus itu menjinjing kainnya
terlunjak jalannya, tertampak lututnya, gemetar tubuhnya
“sahabat kalian ini”, kata Sang Nabi pada majelisnya, “sedang kesal
maka berilah salam padanya dan hiburlah hatinya..”


“antara aku dan putera al khaththab”, lirih abu bakr
dia genggam tangan nabi, dia tatap mata beliau dalam-dalam
“ada kesalahfahaman. lalu dia marah dan menutup pintu rumah.
kuketuk pintunya, kuucapkan salam berulangkali untuk memohon maafnya,
tapi dia tak membukanya, tak menjawabku, dan tak juga memaafkan.”


tepat ketika abu bakr selesai berkisah, ‘umar datang dengan resah
“sungguh aku diutus pada kalian”, Sang Nabi bersabda
“lalu kalian berkata ‘engkau dusta!’, wajah beliau memerah

“hanya abu bakr seorang yang langsung mengiya, ‘engkau benar!’
lalu dia membelaku dengan seluruh jiwa dan hartanya.
masihkah kalian tidak takut pada Allah untuk menyakiti sahabatku?”


‘umar berlinang, beristighfar dan berjalan simpuh mendekat
tapi tangis abu bakr lebih keras, air matanya bagai kaca jendela lepas
katanya, “tidak ya Rasulallah.. tidak.. ini bukan salahnya..
demi Allah akulah memang yang keterlaluan..”
lalu diapun memeluk ‘umar, menenangkan bahu yang terguncang


ya Allah jika kelak mereka berpelukan lagi di sisiMu
mohon sisakan bagian rengkuhannya untuk kami
pada pundak, pada lengan, pada nafas-nafas ini..


outbond Tafakur Alam
 

Followers

Blogger Tricks

free counters