Kamis, 28 Juli 2011

Ramadhan is back, I'm very happy

Bismillah...
Assalamualaikum...

teman-teman, sebentar lagi bulan suci Ramadhan hampir tiba loh..
tau gak ramadhan itu apa???



Ramadhan itu adalah bulan penuh pengampunan bagi mereka yang bertaqwa dan bertawakal dengan memperbanyak amal ibadah. Satu hal yang istimewa adalah puasa Ramadhan yang hukumnya adalah wajib bagi setiap muslim yang baliq dan berakal.

Nah…bagaimana kita akan menjalankan puasa bulan Ramadhan ini agar tetap sehat dan fit????
ROHIS SMAN 23 bakal ngasih sedikit tips tips agar kita tetep fit selama menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan ini..


  • Senang hati menyambut Ramadhan Dengan hati senang epinefrin tereduksi, endorpin dan aktivitas glukagon meningkat sehingga tubuh lebih kuat menghadapi puasa. Lebih hebatnya lagi ternyata organ-organ tubuh kita sangat senang menghadapi puasa. Lambung, usus, ginjal, liver, kulit adalah 5 organ yang paling senang menghadapi puasa setelah mereka diporsir tiada henti di bulan-bulan sebelumnya.
  • Jangan tinggalkan sahur. Sahur merupakan salah satu rangkaian dalam ibadah puasa Romadhan yang sangat disarankan, dalam sebuah Hadist disebutkan bahwa “Bersabda Rasulullah SAW: “Sahurlah kamu, karena dalam sahur itu terdapat berkah yang besar”. Kenapa sahur penting bagi kita yang menjalankan puasa?. Saat menjalankan puasa tubuh kita tidak mendapatkan asupan gizi kurang lebih selama 14 jam. Untuk itu supaya tubuh dapat menjalankan fungsi dengan baik, sel-sel tubuh membutuhkan gizi dan energi dalam jumlah cukup. Untuk menu sahur sebaiknya pilih makanan berserat dan berprotein tinggi, tapi hindari terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang manis-manis.
  • Hindari minuman kopi pada saat sahur karena kopi akan membuat kita lebih cepat mengalami dehidrasi atau kehausan.
  • Mengawali buka puasa dengan kurma dan air madu. Hal ini dapat memulihkan kadar gula darah dengan cepat. Hindari makanan berat seperti nasi pada waktu berbuka, namun laksanakan sholat Maghrib terlebih dahulu baru makan.
  • Hindari berbuka dengan minuman dingin atau es, karena akan menyebabkan sirkulasi darah tidak optimal.
  • Kunyah makanan dengan baik agar kerja pencernaan menjadi ringan. Satu suap 33 kali kunyah.
  • Kurangi konsumsi makanan berlemak, makanan yang diawetkan, penyedap rasa, minuman bersoda dan bumbu berbau tajam (cuka, cabe dan asam).
  • Pada malam hari usahakan juga untuk banyak minum air putih atau air madu untuk memperlancar peredaran darah dan mencegah dehidrasi.
  • Jangan tinggalkan olahraga. Menjalankan puasa bukan berarti berhenti total berolahraga. Justru aktivitas fisik tetap dibutuhkan untuk menjaga kelancaran peredaran darah agar kita tidak mudah loyo. Namun untuk urusan ini pilih olahraga ringan yang tak membutuhkan energi berlebih, seperti lari-lari kecil atau jalan kaki. Sebaiknya lakukan olahraga menjelang waktu berbuka. Tarawih juga merupakan aktifitas yang dapat menjaga kebugaran.
  • Tidur yang cukup akan membuat badan selalu fit saat melaksanakan puasa esok hari.
  • Kendalikan emosi. Rasulullah bersabda bahwa puasa itu bukan hanya menahan lapar dan dahaga tetapi juga menahan nafsu. Dengan kata lain tujuan puasa adalah memanajemen emosi, belajar bersabar dan berupaya mendekatkan diri kepada Tuhan. Secara psikologis ini mempengaruhi mental-spiritual kita, dengan mengendalian emosi membuat jiwa kita tumbuh lebih sehat, dan merasakan kedekatan dengan Allah membuat hati kita damai.
  • Selalu berpikir positif akan menjaga kesempurnaan puasa dan metabolisme tubuh kita.

Itulah beberapa tips bermanfaat untuk melancarkan ibadah puasa Ramadhan kita. Akhir kata selamat menyambut hadirnya bulan Ramadhan “Syahru Ramadhan
Mohon maaf lahir dan batin .

Sabtu, 23 Juli 2011

Anggaran Dasar (AD) ROHIS 23


ANGGARAN DASAR 
ROHANI ISLAM SMA NEGERI 23 JAKARTA


Mukadimah
Dan hendaklah diantara kamu ada segolongan orang yang menyeru
kepada kebajikan, menyeru berbuat yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar.
Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. Ali Imran: 104)

Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang dijalanNya
dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti bangunan  yang tersusun kokoh. 
(QS. As Shaff: 4)


BAB I
NAMA, WAKTU DAN TEMPAT

Pasal 1
Nama

Organisasi ini bernama Rohani Islam Sekolah Menengah Atas Negeri 23 yang selanjutnya disingkat ROHIS SMAN 23 Jakarta


Pasal 2
Waktu
ROHIS SMAN 23 Jakarta dideklarasikan pada tahun 1988, didirikan  sampai waktu tak terbatas.

Pasal 3
Tempat

ROHIS SMAN 23 Jakarta berkedudukan di  Musholla Bahrul Ilmi Sekolah Menengah Atas Negeri 23 Jakarta.


BAB II
AZAS, FUNGSI DAN TUJUAN

Pasal 4
Azas

ROHIS SMAN 23 Jakarta berazaskan islam

Pasal 5
Fungsi

ROHIS SMAN 23 Jakarta berfungsi sebagai:
  1. Wadah silaturrahim siswa/i muslim, guru, karyawan dan alumni SMAN 23 Jakarta
  2. Menghadirkan lingkungan yang islami di lingkungan SMAN 23 Jakarta
  3. Pusat kegiatan untuk mengembangkan bakat, kreatifitas, dan wawasan keislaman siswa/i muslim SMAN 23 Jakarta

Pasal 6
Tujuan

ROHIS SMAN 23 Jakarta bertujuan untuk:
  1. Mencetak pribadi-pribadi siswa/i mulim  yang menyeluruh (syumul)
  2. Mewujudkan Sekolah SMAN 23 Jakarta sebagai lingkungan sekolah  yang kondusif untuk beribadah, berdakwah, dan berprestasi sesuai dengan nilai-nilai islam .

 BAB III

SIFAT DAN BENTUK
 

Pasal 7

Sifat

Aktivitas ROHIS SMAN 23 Jakarta bersifat Syiar Islam dalam bingkai semangat ukhuwah islamiyah, intelektual, dan profesional

Pasal 8
Bentuk

ROHIS SMAN 23 Jakarta berbentuk lembaga struktural dibawah tanggung jawab Ketua OSIS SMAN 23 Jakarta.

BAB IV
LAMBANG

Pasal 9
Lambang

Lambang ROHIS SMAN 23 Jakarta terdiri atas Kubah Masjid berwarna hijau, terdiri dari enam lapis yang menggambarkan Rukun Iman.
enam lapisan berbentuk kubah masjid berwarna hijau gradasi dengan lambang SMAN 23 dibagian dalam kubah masjid berwarna biru tua, dan tulisan Rohani Islam SMA Negeri 23 membentuk tiang penyangga masjid berwarna hijau.


BAB V
PERANGKAT ORGANISASI
 
Pasal 10
Musyawarah Besar

Musyawarah Besar merupakan perangkat organisasi sebagai wadah pengambilan keputusan tertinggi ROHIS SMAN 23 Jakarta

Pasal 11
Majelis Syuro

Majelis Syuro merupakan perangkat organisasi tertinggi ROHIS SMAN 23 Jakarta

Pasal 12
Pengurus ROHIS SMAN 23 Jakarta

Pengurus ROHIS SMAN 23 Jakarta terdiri dari Pengurus Harian (Ketua Umum, Sekretaris Umum, Bendahara Umum, dan Humas), Ketua Departemen dan Sekretaris Departemen, dan Staf Departemen

Pasal 13
Anggota ROHIS SMAN 23 Jakarta

1.      Semua siswa/i muslim SMAN 23 Jakarta
2.      Ketentuan pada ayat 1 pada pasal ini akan dijelaskan di Anggaran Rumah Tangga ROHIS SMAN 23 Jakarta

 
BAB VI
PERUBAHAN DAN PENGESAHAN

Pasal 14

Perubahan dan pengesahan Anggaran Dasar ROHIS SMAN 23 Jakarta hanya dapat diputuskan melalui Musyawarah Besar dengan dihadiri sekurang-kurangnya 1/2 dari jumlah pengurus saat ini dan anggota diluar Pengurus.
 

BAB VII
ATURAN TAMBAHAN

Pasal 15

Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini, diatur dalam:
1.      Anggaran  Rumah Tangga ROHIS SMAN 23 Jakarta.
2.      Peraturan atau ketentuan tersendiri yang dikeluarkan, sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar.

 Pasal 16

1.      Anggaran Dasar ini disusun untuk melengkapi perangkat ROHIS SMAN 23 Jakarta.
2.      Anggaran ini berlaku sejak saat tanggal disahkan.



Disahkan pada,
Jakarta,  23 Juli 2011
Presidium Musyawarah Besar



(Maulana Hasan)


Anggaran Rumah Tangga (ART) ROHIS 23


ANGGARAN RUMAH TANGGA
ROHANI ISLAM SMA NEGERI 23 JAKARTA


BAB I
TAFSIR LAMBANG ORGANISASI

Pasal 1
Arti Lambang ROHIS SMAN 23 Jakarta

  1. Kubah Masjid berwarna hijau gradasi, terdiri dari enam lapis yang menggambarkan Rukun Iman.
  2. Lambang OSIS SMAN 23 Jakarta dibagian dalam enam lapisan kubah masjid berwarna biru tua menandakan bahwa ROHIS SMAN 23 Jakarta adalah bagian dari OSIS SMAN 23 Jakarta
  3. Tulisan ROHANI ISLAM SMA NEGERI 23 Jakarta berwarna hijau membentuk tiang penyangga kubah yang kokoh menandakan identitas yang jelas.


Pasal 2
Makna Lambang ROHIS SMAN 23 Jakarta

Makna lambang secara keseluruhan adalah ROHIS SMAN 23 Jakarta sebagai wadah untuk membentuk siswa/i muslim dalam mengoptimalkan keimanan, mensolidkan ikatan persaudaraan islam antara Pengurus Rohis dengan siswa/i muslim, guru-guru, karyawan SMAN 23, dan alumni, serta menjadi pribadi muslim yang kuat, taat, melekat.

BAB II
KEANGGOTAAN

Pasal 3
Jenis Keanggotaan

Jenis Keanggotaan ROHIS SMAN 23 Jakarta, yaitu :
  1. Anggota Aktif
Anggota Aktif adalah  siswa/i muslim SMAN 23 Jakarta selain pengurus ROHIS SMAN 23 Jakarta yang mendaftarkan diri menjadi anggota aktif.
  1. Anggota Pasif
Anggota pasif adalah seluruh siswa/i muslim SMAN 23 Jakarta selain anggota aktif dan pengurus ROHIS SMAN 23 Jakarta.


Pasal 4
Syarat Keanggotaan

Syarat  Keanggotaan ROHIS SMAN 23 Jakarta :
  1. Anggota Aktif
·        Beragama Islam
·        Terdaftar pada Tata Usaha SMAN 23 Jakarta sebagai siswa/i SMAN 23 Jakarta
·        Mendaftarkan diri sebagai anggota aktif  ROHIS SMAN 23 Jakarta
  1. Anggota Pasif
·        Beragama Islam
·        Terdaftar pada Tata Usaha SMAN 23 Jakarta sebagai siswa/i SMAN 23 Jakarta

Pasal 5
Hak Anggota

Hak  anggota ROHIS SMAN 23 Jakarta yaitu :
  1. Anggota Aktif
·        Mengikuti Program Kerja ROHIS SMAN 23 Jakarta sesuai ketentuan yang berlaku
·        Memilih dan dipilih sebagai pengurus ROHIS SMAN 23 Jakarta
·        Mengggunakan fasilitas umum milik ROHIS SMAN 23 Jakarta sesuai ketentuan yang berlaku
·        Memiliki hak suara dan bicara dalam setiap agenda sesuai ketentuan yang berlaku
  1. Anggota Pasif
·        Mengikuti Program Kerja ROHIS SMAN 23 Jakarta sesuai ketentuan yang berlaku

Pasal 6
Kewajiban Anggota

Kewajiban Anggota ROHIS SMAN 23 Jakarta, yaitu :
  1. Anggota Aktif
·        Berakhlak Islami, kapan saja dan di mana saja
·        Berkomitmen dan berperan aktif dalam setiap agenda ROHIS SMAN 23 Jakarta
·        Mengikuti setiap agenda pembinaan yang diadakan
2.      Anggota Pasif
Tidak ada kewajiban yang bersifat mengikat kepada ROHIS SMAN 23 Jakarta

Pasal 7
Hilangnya Status Anggota

Status anggota akan hilang ketika:
1.      Anggota Aktif
·        Keluar dari agama islam
·        Mengundurkan diri
·        Meninggal dunia
·        Dicabut statusnya sebagai siswa/i SMAN 23 Jakarta
·        Diberhentikan karena melanggar kewajiban dan disetujui oleh Majelis Syuro
2.      Anggota Pasif
·        Keluar dari agama islam
·        Meninggal dunia
·        Dicabut statusnya sebagai siswa/i SMAN 23 Jakarta

BAB III
PERANGKAT ORGANISASI

Pasal 8
Musyawarah Besar

  1. Musyawarah besar adalah wadah pengambilan keputusan tertinggi
  2. Musyawarah besar dihadiri oleh pengurus, anggota dan undangan yang dianggap perlu
  3. Musyawarah besar dilaksanakan minimal 1 kali dalam satu tahun
  4. Musyawarah besar berfungsi:
a)         Memilih presidium Musyawarah besar yang sebelumnya telah direkomendasikan oleh Majelis Syuro.
b)         Membahas dan menetapkan tata tertib Musyawarah
c)         Meminta laporan pertanggung jawaban ketua Umum ROHIS SMAN 23 Jakarta terkait pencapaian selama satu tahun kepengurusan
d)         Merekomendasikan Program Kerja ROHIS SMAN 23 Jakarta satu tahun ke depan.
e)         Memberhentikan Ketua ROHIS SMAN 23 Jakarta yang lama
f)           Memilih dan menetapkan Ketua Umum ROHIS SMAN 23 Jakarta periode baru dari calon yang telah direkomendasikan oleh Majelis Syuro ROHIS SMAN 23 Jakarta
g)         Penetapan Majelis Syuro
h)         Menentukan lamanya periode kepengurusan
  1. Musyawarah besar dapat dilaksanakan jika dihadiri minimal ½ Pengurus dan anggota ROHIS SMAN 23 Jakarta

Pasal 9
Majelis Syuro


  1. Majelis Syuro adalah perangkat organisasi ROHIS SMAN 23 Jakarta yang mengawasi, memberi pertimbangan dan rekomendasi atas kebijakan organisasi
  2. Majelis Syuro berfungsi:
a)      Menetapkan Pengurus ROHIS SMAN 23 Jakarta
b)      Mengawasi kondisi dan kinerja pengurus
c)      Memberi teguran dan masukan kepada Ketua Umum ROHIS SMAN 23 Jakarta
d)      Mengawasi kondisi ROHIS SMAN 23 Jakarta
e)      Memberikan pertimbangan tentang kebijakan-kebijakan ROHIS SMAN 23 Jakarta
f)        Merekomendasikan diadakannya Musyawarah Besar
g)      Anggota Majelis Syuro direkomendasikan oleh Majelis Syuro sebelumnya dan ditetapkan di Musyawarah Besar
h)      Masa periode Majelis Syuro adalah satu periode kepengurusan
           
Pasal 10
Ketua Umum

Ketua Umum ROHIS SMAN 23 Jakarta:
  1. Pengurus harian tertinggi dalam struktur kepengurusan ROHIS SMAN 23 Jakarta
  2. Dipilih, ditetapkan, dan diberhentikan melalui Musyawarah Besar
  3. Bertugas dan bertanggung jawab untuk:
a)      Merencanakan dan mengkoordinir pelaksanaan program kerja ROHIS SMAN 23 Jakarta
b)      Mengangkat dan memperhentikan pengurus harian lainnya dengan persetujuan Majelis Syuro
c)      Melaksanakan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh Majelis Syuro dan Hasil Musyawarah Besar
d)      Memberikan laporan pencapaian ROHIS SMAN 23 Jakarta selama satu tahu pada Musyawarah Besar
  1. Memiliki masa jabatan selama satu periode kepengurusan


Pasal 11
Departemen ROHIS SMAN 23 Jakarta

1.      Sekurang-kurangnya Departemen ROHIS SMAN 23 Jakarta terdiri dari :
·        Departemen yang menangani bidang pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia
·        Departemen yang menangani bidang syi’ar
·        Departemen yang menangani bidang  keputrian
·        Departemen yag menangani bidang musholla
2.      Tiap Departemen terdiri atas Ketua Departemen (Kadept), Sekretaris Departemen (Sekdept), dan Staf Departemen

Pasal 12
Pengurus ROHIS SMAN 23 Jakarta

  1. Pengurus ROHIS SMAN 23 Jakarta adalah Pengurus Harian, Kadept, Sekdept, dan staf. Pengurus yang terpilih dan ditetapkan oleh Majelis Syuro ROHIS SMAN 23 Jakarta untuk melaksanakan Program Kerja ROHIS SMAN 23 Jakarta
  2. Syarat Pengurus ROHIS SMAN 23 Jakarta adalah :
a)      Terdaftar sebagai anggota Aktif
b)      Mendaftarkan diri sebagai pengurus
c)      Lulus dalam prosedur penyeleksian pengurus
d)      Ditsetujui oleh ketua umum
e)      Mengikuti Latihan Kepemimpinan Manajemen Rohis (LKMR)
  1. Hak pengurus ROHIS SMAN 23 Jakarta:
a)      Mengikuti agenda ROHIS SMAN 23 Jakarta
b)      Menjadi panitia atau ketua panitia agenda ROHIS SMAN 23 Jakarta
c)      Memberikan usulan dan saran atas Program Kerja dan kegiatan-kegiatan ROHIS SMAN 23 Jakarta
  1. Kewajiban Pengurus ROHIS SMAN 23 Jakarta:
a)      Berkomitmen terhadap amanah yang dipegang
b)      Menaati AD/ART ROHIS SMAN 23 Jakarta
c)      Mentaati semua kebijakan ROHIS SMAN 23 Jakarta
d)      Berkomitmen terhadap semua kewajiban baik sebagai anggota ROHIS SMAN 23 Jakarta sebagai pengurus ROHIS SMAN 23 Jakarta
  1. Hilangnya status pengurus ROHIS SMAN 23 Jakarta:
a)      Keluar dari agama islam
b)      Mengundurkan diri
c)      Meninggal dunia
d)      Dicabut statusnya sebagai siswa/i SMAN 23 Jakarta
e)      Diberhentikan oleh Ketua Umum dan disetujui oleh Majelis Syuro


Pasal 13
Komposisi Pengurus ROHIS SMAN 23 Jakarta

Komposisi Pengurus ROHIS SMAN 23 Jakarta terdiri atas :
1.      Rekomendasi Majelis Syuro yang lama untuk menempati pada Pengurus Harian, Kadept dan Sekdept.
2.      Open Rekruitmen untuk menempati staf departemen


BAB IV
KEUANGAN DAN ANGGARAN

Pasal 14
Sumber Keuangan

Sumber Keuangan ROHIS SMAN 23 Jakarta berasal dari :
  1. Dana Kesiswaan SMAN 23 Jakarta
  2. Kas Pengurus ROHIS SMAN 23 Jakarta
  3. Infak dari para Alumni ROHIS SMAN 23 Jakarta
  4. Sumber pemasukan lain yang halal dan sah.

Pasal 15
Penggunaan Keuangan

Keuangan ROHIS SMAN 23 Jakarta digunakan untuk :
  1. Biaya Operasional Organisasi
  2. Biaya Kegiatan dan Program Kerja Organisasi
  3. Sumbangan sosial dan keislaman
  4. Biaya penyelenggaraan koordinasi organisasi


BAB V
Perubahan dan Pengesahan

Pasal 16
Perubahan dan pengesahan

Perubahan dan pengesahan Anggaran Rumah Tangga ROHIS SMAN 23 Jakarta  hanya dapat diputuskan melalui Musyawarah Besar dengan dihadiri sekurang-kurangnya 1/2 dari jumlah pengurus saat ini dan anggota diluar pengurus.






BAB VI
ATURAN TAMBAHAN

Pasal 17

Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan ditentukan dengan peraturan tersendiri yang tidak bertentangan dengan AD/ART ROHIS SMAN 23 Jakarta yang dikeluarkan oleh Ketua Umum dan disetujui oleh Majelis Syuro

Pasal 18
Anggaran Rumah Tangga ini disusun dan berlaku sejak tanggal disahkannya.


Disahkan pada,
Jakarta,23 Juli 2011

Presidium Musyawarah Besar



(Maulana Hasan)

Minggu, 17 Juli 2011

Write down...! Menulislah...

1. Menulis adalah mengikat jejak pemahaman. Akal kita sebagai kurniaNya, begitu agung dayanya menampung sedemikian banyak data-data. 
2. Tapi kita kadang kesulitan memanggil apa yang telah tersimpan lama; ilmu dahulu itu berkeliaran & bersembunyi di jalur rumit otak. 
3. Maka menulis adalah menyusun kata kunci tuk buka khazanah akal; sekata tuk sealinea, sekalimat tuk se-bab, separagraf tuk sekitab.
4. Demikianlah kita fahami kalimat indah Asy Syafi’i; ilmu adalah binatang buruan, & pena yang menuliskan adalah tali pengikatnya.
5. Menulis juga jalan merekam jejak pemahaman; kita lalui usia dengan memohon ditambah ilmu & dikaruniai pengertian; adakah kemajuan? 
6. Itu bisa kita tahu jika kita rekam sang ilmu dalam lembaran; kita bisa melihat perkembangannya hari demi hari, bulan demi bulan. 
7. Jika tulisan kita 3 bulan lalu telah bisa kita tertawai; maka terbaca adanya kemajuan. Jika masih terkagum juga; itu menyedihkan. 
8. Lebih lanjut; menulis adalah mengujikan pemahaman kepada khalayak; yang dari berbagai sisi bisa memberi penyeksamaan & penilaian. 
9. Kita memang membaca buku, menyimak kajian, hadir dalam seminar & sarasehan; tapi kebenaran pemahaman kita belum tentu terjaminkan. 
10. Maka menulislah; agar jutaan pembaca menjadi guru yang meluruskan kebengkokan, mengingatkan keterluputan, membetulkan kekeliruan. 
11. Penulis hakikatnya menyapa dengan ilmu; maka ia berbalas tambahan pengertian; kian bening, kian luas, kian dalam, kian tajam. 
12. Agungnya lagi; sang penulis merentangkan ilmunya melampaui batas-batas waktu & ruang. Ia tak dipupus usia, tak terhalang jarak. 
13. Adagium Latin itu tak terlalu salah; Verba Volant, Scripta Manent. Yang terucap kan lenyap tak berjejak, yang tertulis mengabadi. 
14. Tapi bagi kita, makna keabadian karya bukan hanya soal masyhurnya nama; ia tentang pewarisan nilai; kemaslahatan atau kerusakan. 
15. Andaikan benar bahwa Il Principe yang dipersembahkan Niccolo Machiavelli pada Cesare de Borgia itu jadi kawan tidur para tiran… 
16. ..seperti terisyu tentang Napoleon, Hitler, & Stalin; akankah dia bertanggungjawab atas berbagai kezhaliman nan terilham bukunya?
17. Sebab bukan hanya pahala yang bersifat ‘jariyah’; melainkan ada juga dosa yang terus mengalir. Menjadi penulis adalah pertaruhan.
18. Mungkin tak separah Il Principe; tapi tiap kata yang mengalir dari jemari ini juga berpeluang menjadi keburukan berrantai-rantai. 
19. Dan bahagialah bakda pengingat; huruf bisa menjelma dzarrah kebajikan; percikan ilhamnya tak putus mencahaya sampai kiamat tiba.
20. Lalu terkejutlah para penulis kebenaran, kelak ketika catatan amal diserahkan, “Ya Rabbi, bagaimana bisa pahalaku sebanyak ini?”
21. Moga kelak dijawabNya, “Ya, amalmu sedikit, dosamu berbukit; tapi inilah pahala tak putus dari ilham kebajikan nan kau tebarkan.” 
22. Tulisan sahih & mushlih; jadi jaring yang melintas segala batas; menjerat pahala orang terilham tanpa mengurangi si bersangkutan. 
23. Menulis juga bagian dari tugas iman; sebab makhluq pertama ialah pena, ilmu pertama ialah bahasa, & ayat pertama berbunyi “Baca!” 
24. Tersebut di HR Ahmad & ditegaskan Ibn Taimiyah dalam Fatawa, “Makhluq pertama yang diciptaNya ialah pena, lalu Dia berfirman… 
25. ..”Tulislah!” Tanya Pena; “Apa yang kutulis, Rabbi?” Kata Allah; “Tulis segala ketentuan yang Kutakdirkan bagi semua makhluqKu.” 
26. Adapun ilmu yang diajarkan pada Adam & membuatnya unggul atas malaikat nan lalu bersujud adalah bahasa; kosa kata. (QS 2: 31) 
27. Dan “Baca!”; wahyu pertama. Bangsa Arab nan mengukur kecerdasan dari kuatnya hafalan hingga memandang rendah tulis-baca , tiba-tiba meloncat ke ufuk, jadi guru semesta. 
29. Muhammad hadir bukan dengan mu’jizat yang membelalakkan; dia datang dengan kata-kata yang menukik-menghunjam, disebut ‘Bacaan’.
30. Maka Islam menjelma peradaban Ilmiah, dengan pena sebagai pilarnya; wawasan tertebar mengantar kemaslahatan ke seantero bumi. 
31. Semoga Allah berkahi tiap kata yang mengalir dari ujung jemari kita; sungguh, buku dapat menggugah jiwa manusia & mengubah dunia. 
32. Bagaimana sebuah tulisan bisa mengilhami; tak tersia, tak jadi tragika, & tak menjatuhkan penulisnya dalam gelimang kemalangan? 
33. Saya mencermati setidaknya ada 3 kekuatan yang harus dimiliki seorang penulis menggugah; Daya Ketuk, Daya Isi, & Daya Memahamkan.
34. Daya Ketuk ini paling berat dibahas; yang mericau ini pun masih jauh & terus belajar. Ia masalah hati; terkait niat & keikhlasan. 
35. Pertama, marilah jawab ini: 1) Mengapa saya harus menulis? 2) Mengapa ia harus ditulis? 3) Mengapa harus saya yang menuliskannya? 
36. Seberapa kuat makna jawaban kita atas ke-3 tanya ini, menentukan seberapa besar daya tahan kita melewati aneka tantangan menulis.
37. Alasan kuat tentang diri, tema, & akibat dunia-akhirat jika tak ditulis; akan menggairahkan, menggerakkan, membakar, menekunkan. 
38. Keterlibatan hati & jiwa dengan niat menyala itulah yang mengantarkan tulisan ke hati pembaca; mengetuk, menyentuh, menggerakkan. 
39. Tetapi; tak cukup hanya hati bergairah & semangat menyala saja jika yang kita kehendaki adalah keinsyafan suci di hati pembaca. 
40. Menulis memerlukan kata yang agung & berat itu; IKHLAS. Kemurnian. Harap & takut hanya padaNya. Cinta kebenaran di atas segala. 
41. Allah gambarkan keikhlasan sejati bagai susu; terancam kotoran & darah, tapi terupayakan; murni, bergizi, memberi tenaga suci… 
42. …dan mudah diasup, nyaman ditelan, lancar dicerna oleh peminum-peminumnya, menjadi daya untuk bertaat & bertaqwa (QS 16: 66).
43. Maka menjadi penulis yang ikhlas sungguh payah & tak mudah, ada goda kotoran & darah, kekayaan & kemasyhuran, riya’ & sum’ah. 
44. Jika ia berhasil dilampaui; jadilah tulisan, ucapan & perbuatan sang penulis bergizi, memberi arti, mudah dicerna jadi amal suci. 
45. Sebaliknya; penulis tak ikhlas itu; tulisannya bagai susu dicampur kotoran & darah, racun & limbah; lalu disajikan pada pembaca.
46. Ya Rabbi; ampuni bengkoknya niat di hati, ampuni bocornya syahwat itu & ini, di tiap kali kami gerakkan jemari menulis & berbagi. 
47. Sebab susu tak murni, tulisan tak ikhlas, memungkinkan 2 hal: a) pembaca muak, mual, & muntah bahkan saat baru mengamati awalnya. 
48. Atau lebih parah: b) pembaca begitu rakus melahap tulisan kita; tapi yang tumbuh di tubuhnya justru penyakit-penyakit berbahaya.
49. Menulis berkeikhlasan, menabur benih kemurnian; agar Allah tumbuhkan di hati pembaca pohon ketaqwaan. Itulah daya ketuk sejati. 
50. Daya sentuh, daya ketuk, daya sapa di hati pembaca; bukan didapat dari wudhu’ & shalat yang dilakukan semata niat menoreh kata.. 
51. …Ia ada ketika kegiatan menghubungkan diri dengan Dzat Maha Perkasa, semuanya, bukan rekayasa, tapi telah menyatu dengan jiwa.. 
52. …lalu menulis itu sekedar 1 dari berbagai pancaran cahaya yang kemilau dari jiwanya; menggenapi semua keshalihan nan mengemuka. 
53. Setelah Daya Ketuk, penulis harus ber-Daya Isi. Mengetuk tanpa mengisi membuat pembaca ternganga, tapi lalu bingung berbuat apa. 
54. Daya Ketuk membuat pembaca terinsyaf & tergugah; tapi jika isi yang kemudian dilahap cacat, timpang, rusak; jadilah masalah baru. 
55. Daya Isi adalah soal ilmu. Mahfuzhat Arab itu sungguh benar; “Fakidusy Syai’, Laa Yu’thi: yang tak punya, takkan bisa memberi.” 
56. Menjadi penulis adalah menempuh jalan ilmu & berbagi; membaca ayat-ayat tertulis; menjala hikmah-hikmah tertebar. Tanpa henti. 
57. Ia menyimak apa yang difirmankan Tuhannya, mencermati yang memancar dari hidup RasulNya; & membawakan makna ke alam tinggalnya. 
58. Dia fahami ilmu tanpa mendikotomi; tapi tetap tahu di mana menempatkan yang mutlak terhadap yang nisbi; mencerahkan akal & hati. 
59. Penulis sejati memiliki rujukan yang kuat, tetapi bukan tukang kutip. Segala yang disajikan telah melalui proses internalisasi. 
60. Penulis sejati kokoh berdalil bukan hanya atas yang tampak pada teks; tapi disertai kefahaman latar belakang & kedalaman tafsir. 
61. Dengan proses internalisasi; semua data & telaah yang disajikan jadi matang & lezat dikunyah; pembacanya mengasup ramuan bergizi. 
62. Sebab konon ‘tak ada yang baru di bawah matahari’; tugas penulis sebenarnya memang cuma meramu hal-hal lama agar segar kembali. 
63. Atau mengungkap hal-hal yang sudah ada, tapi belum luas dikenali. Diperlukan ketekunan untuk melihat 1 masalah dari banyak sisi. 
64. Atau mengingatkan kembali hal-hal yang sesungguhnya telah luas difahami; agar jiwa-jiwa yang baik tergerak kuat untuk bertindak. 
65. Maka dia suka menghubungkan titik temu aneka ilmu dengan pemaknaan segar & baru, dengan tetap berpegang kaidah sahih & tertentu. 
66. Dia hubungkan makna nan kaya; fikih & tarikh; dalil & kisah; teks & konteks; fakta & sastra; penelitian ilmiah & sisi insaniyah. 
67. Dia menularkan jalan ilmu untuk tak henti menggali; tulisannya tak membuat orang mengangguk berdiam diri; tapi kian haus mencari. 
68. Ia bawakan pemaknaan penuh warna; beda bagi masing2 pembaca; beda bagi pembaca sama di saat lainnya. Membaru, mengilhami selalu. 
69. Maka karyanya melahirkan karya; syarah & penjelasan, catatan tepi & catatan kaki, juga sisi lain pembahasan, & bahkan bantahan. 
70. Seorang penulis menggugah memulai Daya Memahamkan-nya dengan 1 pengakuan jujur; dia bukanlah yang terpandai di antara manusia. 
71. Sang penulis sejati juga memahami; banyak di antara pembacanya yang jauh lebih berilmu & berwawasan dibandingkan dirinya sendiri. 
72. Maka dalam hati, dia mencegah munculnya rasa lebih dibanding pembaca: “Aku tahu. Kamu tidak tahu. Maka bacalah agar kuberitahu.”
73. Setiap tulisan & buku yang disusun dengan sikap jiwa penulis “Aku tahu! Kamu tak tahu!” pasti berat & membuat penat saat dibaca.
74. Kadang senioritas atau lebih tingginya jenjang pendidikan tak tersengaja lahirkan sikap jiwa itu. Sang penulis merasa lebih tahu. 
75. Sikap jiwa kepenulisan harus diubah; dari “Aku tahu! Kamu tak tahu!” menjadi suatu rasa nan lebih adil, haus ilmu, & rendah hati. 
76. Penulis sejati ukirkan semboyan, “Hanya sedikit ini yang kutahu, kutulis ia untukmu, maka berbagilah denganku apa yang kau tahu.” 
77. Penulis sejati sama sekali tak berniat mengajari. Dia cuma berbagi; menunjukkan kebodohannya pada pembaca agar mereka mengoreksi. 
78. Penulis sejati berhasrat tuk diluruskan kebengkokannya, ditunjukkan kelirunya, diluaskan pemahamannya, dilengkapi kekurangannya. 
79. Penulis sejati jadikan dirinya seakan murid yang mengajukan hasil karangan pada guru; berribu pembaca menjelma guru berjuta ilmu. 
80. Inilah yang jadikan tulisan akrab & lezat disantap; pertama-tama sebab penulisnya adil menilai pembaca, haus ilmu, & rendah hati. 
81. Pada sikap sebaliknya, kita akan menemukan tulisan yang berribu kali membuat berkerut dahi, tapi pembacanya tak kunjung memahami. 
82. Lebih parahnya; keinginan untuk tampil lebih pandai & tampak berilmu di mata pembaca sering membuat akal macet & jemari terhenti. 
83. Jika lolos tertulis; ianya jadi kegenitan intelektual; inginnya dianggap cerdas dengan banyak istilah yang justru membuat mual. 
84. Kesantunan Allah jadi pelajaran buat kita. RasulNya menegaskan surga itu tak terbayangkan. Tapi dalam firmanNya, Dia menjelaskan. 
85. Dia gambarkan surga dalam paparan yang mudah dicerna akal manusia; taman hijau, sungai mengalir, naungan rindang, buahan dekat.. 
86. ..duduk bertelekan di atas dipan, dipakaikan sutra halus & tebal, pelayan hilir mudik siap sedia, bidadari cantik bermata jeli.. 
87. Allah Maha Tahu, tak bersombong dengan ilmu; Dia kenalkan diriNya bukan sebagai Ilah awal-awal, melainkan Rabb nan lebih dikenal. 
88. Penulis sejati hayati pesan Nabi; bicaralah pada kaum sesuai kadar pemahamannya, bicaralah dengan bahasa yang dimengerti mereka. 
89. Penulis sejati mengerti; dalam keterbatasan ilmu nan dimiliki, tugasnya menyederhanakan yang pelik, bukan merumitkan yang sahaja.
90. Itupun tidak dalam rangka mengajari; tapi berbagi. Dia haus tuk menjala umpan balik dari pembaca; kritik, koreksi, & tambah data.
91. Penulis sejati juga tahu; yang paling berhak mengamalkan isi anggitannya adalah dirinya sendiri. Daya Memahamkan berhulu di sini. 
92. Sebab seringkali kegagalan penulis memahamkan pembaca disebabkan diapun tak memahami apa yang ditulisnya itu dalam amal nyata. 
93. Begitulah Daya Memahamkan; dimulai dengan sikap jiwa yang adil, haus ilmu, & rendah hati terhadap pembaca kita, lalu dikuatkan.. 
94. ..dengan tekad bulat tuk menjadi orang pertama nan mengamalkan tulisan, & berbagi pada pembaca dengan hangat, akrab, penuh cinta. 
95. Kali ini, tercukup sekian ya Shalih(in+at) bincang. Maafkan tak melangkah ke hal teknis, sebab banyak nan lebih ahli tentangnya:)
96. Kita lalu tahu; menulis bukanlah profesi tunggal & mandiri. Ia lekat pada kesejatian hidup sang mukmin; tebar cahaya pada dunia. 
97. Maka menulis hanya salah satu konsekuensi sekaligus sarana bagi si mukmin tuk menguatkan iman, ‘amal shalih, & saling menasehati. 
98. Jika ada ‘amal lain yang lebih kuat dampaknya dalam ketiga perkara itu; maka kita tak boleh

by: Salim A. Fillah
 

Followers

Blogger Tricks

free counters