Sarang lebah berbentuk heksagonal atau segi enam yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan madu. Setelah melalui penelitian panjang, para ahli matematika menyimpulkan bentuk inilah yang paling optimal sebagai tempat penyimpanan madu, dilihat dari segi efektivitas ruang yang terbentuk dan bahan yang digunakan untuk membuatnya.
Bentuk heksagonal yang simetris, jika digabungkan akan menghasilkan kombinasi ruang guna yang sempurna, yaitu tidak menghasilkan ruang-ruang sisa yang tak berguna, seperti jika ruang-ruang yang berpenampang lingkaran atau segilima. Lebih jauh, bentuk ruang dengan penampang segitiga atau segiempat bisa jadi juga menghasilkan kombinasi yang optimal. Walaupun demikian, bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat bentuk-bentuk ini ternyata lebih banyak daripada yang dibutuhkan untuk membuat bentuk ruang dengan penampang heksagonal. Ruang penyimpanan berbentuk heksagonal, ternyata membutuhkan bahan baku lilin paling sedikit, dengan daya tampung terbesar.
Bentuk heksagonal juga bisa ditemukan pada senyawa kimia, benzena. Menurut Friedrich August Kekule, Jerman (1865), strukur Benzena dituliskan sebagai cincin dengan enam atom karbon yang mengandung tiga buah ikatan tunggal dan tiga buah ikatan rangkap yang berselang seling. Kerangka atom karbon dalam benzena membentuk segienam beraturan dengan sudut ikatan sebesar 120 derajat.
Gimana, sudah pusing belum? Dari matematika lanjut ke kimia, terus? Hehehe…okelah kalo begitu, intinya bentuk segi enam adalah bentuk yang stabil dan pas, hal itu juga menjadi dasar dalam kita memandang Rohis SMAN 23. Apa hubungannya ya? Hubungannya sih saudara kandung gitu deh…! Sudut pandang, atau bahasa jawanya Point of View, adalah bagaimana kita atau orang lain memandang rohis, baik mengenai imagenya, kegiatannya, personalnya, pengurusnya, dan kelakuannya. Namun, dalam tulisan ini penekanannya adalah adalah pada bagian-bagian personal yang memandang Rohis SMAN 23.
Setelah dipikir-pikir, sudut pandang Rohis itu ada enam, oleh karena itu kenapa kita mengambil bentuk segi enam sebagai analogi dalam menggambarkan bagian-bagian dari pemandang (viewer) Rohis 23 ini, yaitu Siswa/i Kelas X, Kelas, XI, Kelas XII, Alumni, Guru/Staf Sekolah, dan Publik.
Dalam sebuah kegiatan yang akan diangkatkan Rohis misalnya Tafakur Alam, kegiatan ini bermanfaat buat Siswa/I kelas X, lalu kegiatan untuk kelas XI yang menjadi pengurus Rohis misalnya LKMR (Latihan Kepemimpinan Manajemen Rohis), terus kelas XII misalnya Rihlah, yang melibatkan Guru dan Staf sekolah misalnya Pelaksanaan Hari Besar Islam atau Pentas Seni, kalo alumni apa ya, semuanya mungkin bisa, tapi lebih spesifik lagi mungkin pada acara rapat, hehehe dan terakhir pada publik, bisa di lihat pada pengaktifan mingguan blog/web rohis, group dan akun-akun rohis pada jejaring social (Social Networking), pengaktifan mading, atau buletin kajian keislaman yang diaktifkan rohis. Nah, kalo kegiatan yang melibatkan semua bagian si pemandang (viewer) itu apa ya?
Sudut pandang ini (Point of View) sangat bermanfaat dalam kita memilih kegiatan apa saja yang sebaiknya diangkatkan, baik acara yang sifatnya warisan dari kepengurusan sebelumnya atau kegiatan-kegiatan insidensil seperti pergi menjenguk atau menghadiri undanngan/hajatan, silaturrahim halal bi halal, dan sebagainya, atau kegiatan-kegiatan yang baru, yang berbeda dari kepengurusan-kepengurusan sebelumnya. Jadi, selamat berkarya dengan acara-acara rohis yang banyak manfaat, agar baik dalam pandangan teman-teman sekolah kita, alumni, guru, atau pandangan orang umum!
written by: hadiidhonesty
written by: hadiidhonesty
0 Responses to “Sudut Pandang Heksagonal Rohis SMAN 23”
Posting Komentar