Minggu, 20 Februari 2011

Hanya Kurang Dari 15 Menit, Otak Sudah Dapat Merekam Kata Baru

Sahabat ROHIS 23…untuk kali pertamanya blog ROHIS 23 akan membahas salah satu nikmat Allah yang ada pada tubuh kita yaitu otak. Ternyata nih, otak kita mampu merekam kata-kata baru kurang dari 15 menit. Berikut fakta dari para ilmuwan Otak akan mempelajari sebuah kata baru dalam waktu kurang dari 15 menit. Cukup perdengarkan kata tersebut sebanyak 160 kali.

Menurut para ilmuwan di University of Cambridge, otak akan membuat jaringan saraf baru untuk mengingat kata tersebut.Temuan para ilmuwan ini menjelaskan kalau waktu yang dibutuhkan otak untuk mempelajari kata itu ternyata lebih cepat dari pada perkiraan.

Penelitian dilakukan dengan menempatkan elektroda di kepala 16 relawan yang sehat. Aktivitas otak mereka dimonitor selama mengikuti pengujian yang terdiri dari 2 tahap.

Pada tahap pertama, para relawan diperdengarkan pada kata-kata yang sudah familiar. Tahap kedua, mereka diperdengarkan pada kata asing yang disebut berulang-ulang.

Di awal tahap kedua, aktivitas otak menunjukkan kalau otak berusaha mengenali kata tersebut. Tapi, setelah 160 kali pengulangan dalam 14 menit, aktivitas otak tidak dapat dibedakan dengan aktivitas otak di tahap pertama. "Secara virtual tidak ada bedanya," kata Dr. Yury Shtyrov yang terlibat dalam penelitian.

"Untuk mendengarkan saja sudah membantu untuk belajar bahasa," ujar Dr. Shtyrov kepada The Telegraph. Akan tetapi, untuk mengucapkan kata tersebut, butuh jaringan saraf baru, yakni bagian otak yang mengatur bicara.

Meski demikian, penelitian ini tidak bertujuan untuk membantu turis belajar bahasa. Menurut Dr. Shtyrov, penelitian ini untuk membantu pasien stroke mengembalikan kemampuan bicara.

Untuk itu, University of Cambridge menggandeng Cognition & Brain Sciences Unit dari Medical Research Council untuk mengembangkan sebuah terapi afasia yang diberi nama CIAT (Constraint-induced Aphasia Therapy).

Afasia merupakan kehilangan kemampuan bicara akibat sakit, cacat, atau cedera pada otak.

Tes berikutnya akan melibatkan pasien stroke. Seperti dijelaskan Dr. Shtyrov, rehabilitasi bisa cepat dengan menargetkan bagian otak untuk memori.

"Kuncinya adalah repetisi. Otak bekerja dengan baik pada saat kondisi santai dan tidak berusaha mengingat," jelasnya.

Ia memberi contoh dalam bidang olah raga. Seseorang bisa hapal nama pemain, tim, bahkan aturan dengan baik. "Itu karena setiap informasi selalu berulang dan orang merasa tidak perlu menghapal.

Otak tidak dapat menghapal semua hal. Otak memilih yang penting dan yang tidak penting," tegas Dr. Shtyrov.

Sahabat ROHIS 23…alangkah indahnya dan mulianya jika kemampuan otak kita digunakan untuk menghafal Al Qur’an. Tahu kan salah satu keutamaan dari menghafal Al Qur’an itu.

Dari Abi Hurairah Radiyallahu 'anhu. bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: :"Penghafal Al Qur'an akan datang pada hari kiamat, kemudian Al Qur'an akan berkata: Wahai Tuhanku, bebaskanlah dia, kemudian orang itu dipakaikan mahkota karamah (kehormatan), Al Qur'an kembali meminta: Wahai Tuhanku tambahkanlah, maka orang itu diapakaikan jubah karamah. Kemudian Al Qur'an memohon lagi: Wahai Tuhanku ridhailah dia, maka Allah meridhainya. Dan diperintahkan kepada orang itu: bacalah dan teruslah naiki (derajat-derajat surga), dan Allah menambahkan dari setiap ayat yang dibacanya tambahan nikmat dan kebaikan"
Wallahu a’lam

Baca Ini Setiap Hari!


Lihat ini setiap harinya!
Maka ia akan selalu terlintas dalam pikiranmu dan akan menjadi paradigmamu, lalu akan menjadi amal-amal nyatamu, kemudian berulang menjadi kebiasaanmu sehingga ia menjadi karakter dirimu dan yakinlah, ialah peradaban masa depanmu.

Camkan!

Baca! Ingat! Raih!

Next Day Preparation (enough to be His loyal servant)

0. Ikhlas…just4Allah..everytime, everywhere
1. Qiyamul Lail 7x / minggu,
2. Sholat Jama’ah 5 waktu di Masjid / hari,
3. Tilawah 1,5 juz / hari,
4. Muhasabah 1x / hari,
5. Berinfaq Rp. 2000 / hari,
6. Al-Ma’tsurot 7 kali / minggu,
7. Hafalan +5 halaman / minggu
8. Sholat Dhuha 7x / minggu
9. Shaum sunnah 8x / bulan

Curah Cita (dalam perenungan singkat akan makna kehidupan)!

1. Business man of the world : Mass Media as Political, Economical, and Cultural Weapon.
2. Punya keluarga idaman, teladan.
3. Punya sekolah islam internasional bermutu tinggi.
4. Berjihad fii sabilillah, Syahid!!
5. Hafidz qur’an dengan memahami maknanya.
6. Memiliki negara/kekhalifahan termakmur yang seluruh rakyatnya mengikhlaskan agamanya untuk Allah swt.

Lakukan ini 60 menit sebelum tidur (everyday you can die)!

In sequence…
1. Menggosok gigi, (3 menit)
2. Berwudhu, (2 menit)
3. Membaca Konsepsi HidupKu, peta hidupku dan rangkaian amanahku, (5 menit)
4. Menulis Diary, dan rencana esok hari, (25 menit)
5. Tilawah 1/2 juz, (15 menit)
6. Minum air putih hangat 2 gelas. (5 menit)
7. Membaca Ayat kursi, Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas,(5 menit)
8. Berdo’a + Posisi.

sumber: http://triajinugroho.wordpress.com/resume-ppsdms/

Antara Dewasa dan Kedewasaan

                                                 Acara Komunitas Sahabat Rohis (Januari 2011)

Jika ada yang mengatakan Dewasa itu pilihan Tua itu pasti, rasanya setelah dipikir ulang kedua hal tersebut antara dewasa dan tua itu sama jika dilihat dari faktor usia. Satu hal yang pasti antara dewasa dan anak-anak itu berbeda.

Konsep diri pada seorang anak adalah bahwa dirinya tergantung pada orang lain. Ketika ia beranjak menuju dewasa, ketergantungan kepada orang lain mulai berkurang dan ia merasa dapat mengambil keputusan sendiri. Selanjutnya sebagai orang dewasa, ia memandang dirinya sudah mampu sepenuhnya mengatur diri sendiri.

Jikalau ada pembatasan usia bahwa seseorang dapat dikatakan dewasa setelah memasuki usia 17 tahun, hal itu betul juga. Islam sebagai agama yang menyeluruh mengenal istilah dewasa dengan sebutan baligh yang menunjukkan seseorang telah mencapai kedewasaan. "Baligh" diambil dari kata bahasa Arab yang secara bahasa memiliki arti "sampai", maksudnya "telah sampainya usia seseorang pada tahap kedewasaan". Secara hukum Islam, seseorang dapat dikatakan baligh apabila telah mengetahui, memahami, dan mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, serta telah mencapai usia 15 tahun ke atas.


Selain dilihat dari sisi pertumbuhan secara fisik, ada hal yang terpenting tentang makna dewasa dan kedewasaan. Dewasa dan kedewasaan, sepintas kedua hal tersebut sepertinya sama, namun sebenarnya berbeda, dewasa adalah penilaian secara ukuran (kuantitas) dan kedewasaan adalah penilaian secara kualitas (kualitas). 

Marc & Angel (2007) mengemukakan bahwa kedewasaan seseorang bukanlah terletak pada ukuran usianya, tetapi justru pada sejauh mana tingkat kematangan emosional yang dimilikinya. Berikut ini pemikirannya tentang ciri-ciri atau karakteristik kedewasaan seseorang yang sesungguhnya dilihat dari kematangan emosionalnya.


  1. Tumbuhnya kesadaran bahwa kematangan bukanlah suatu keadaan tetapi merupakan sebuah proses berkelanjutan dan secara terus menerus berupaya melakukan perbaikan dan peningkatan diri.
  2. Memiliki kemampuan mengelola diri dari perasaan cemburu dan iri hati.
  3. Memiliki kemampuan untuk mendengarkan dan mengevaluasi dari sudut pandang orang lain.
  4. Memiliki kemampuan memelihara kesabaran dan fleksibilitas dalam kehidupan sehari-hari.
  5. Memiliki kemampuan menerima fakta bahwa seseorang tidak selamanya dapat menjadi pemenang dan mau belajar dari berbagai kesalahan dan kekeliruan atas berbagai hasil yang telah dicapai.
  6. Tidak berusaha menganalisis secara berlebihan atas hasil-hasil negatif yang diperolehnya, tetapi justru dapat memandangnya sebagai hal yang positif tentang keberadaan dirinya.
  7. Memiliki kemampuan membedakan antara pengambilan keputusan rasional dengan dorongan emosionalnya (emotional impulse).
  8. Memahami bahwa tidak akan ada kecakapan atau kemampuan tanpa adanya tindakan persiapan.
  9. Memiliki kemampuan mengelola kesabaran dan kemarahan.
  10. Memiliki kemampuan menjaga perasaan orang lain dalam benaknya dan berusaha membatasi sikap egois.
  11. Memiliki kemampuan membedakan antara kebutuhan (needs) dengan keinginan (wants).
  12. Memiliki kemampuan menampilkan keyakinan diri tanpa menunjukkan sikap arogan (sombong).
  13. Memiliki kemampuan mengatasi setiap tekanan (pressure) dengan penuh kesabaran.
  14. Berusaha memperoleh kepemilikan (ownership) dan bertanggungjawab atas setiap tindakan pribadi.
  15. Mengelola ketakutan diri (manages personal fears)
  16. Dapat melihat berbagai “bayangan abu-abu” diantara ekstrem hitam dan putih dalam setiap situasi.
  17. Memiliki kemampuan menerima umpan balik negatif sebagai alat untuk perbaikan diri.
  18. Memiliki kesadaran akan ketidakamanan diri dan harga diri.
  19. Memiliki kemampuan memisahkan perasaan cinta dengan berahi sesaat.
  20. Memahami bahwa komunikasi terbuka adalah kunci kemajuan.
Pastinya secara usia kita semua akan melewati fase-fase kedewasaan, terkecuali bagi mereka yang telah dipanggil Allah pada usia sebelum mereka dewasa, tapi apakah setiap yang dewasa memiliki kedewasaan diri? semoga kita memilikinya.

FIKRA 23 (dari berbagai sumber)

Karakteristik Pribadi Muslim



Al-Qur’an dan Sunnah merupakan dua pusaka Rasulullah Saw yang harus selalu dirujuk oleh setiap muslim dalam segala aspek kehidupan. Satu dari sekian aspek kehidupan yang amat penting adalah pembentukan dan pengembangan pribadi muslim. Pribadi muslim yang dikehendaki oleh Al-Qur’an dan sunnah adalah pribadi yang shaleh, pribadi yang sikap, ucapan dan tindakannya terwarnai oleh nilai-nilai yang datang dari Allah Swt.

Persepsi masyarakat tentang pribadi muslim memang berbeda-beda, bahkan banyak yang pemahamannya sempit sehingga seolah-olah pribadi muslim itu tercermin pada orang yang hanya rajin menjalankan Islam dari aspek ubudiyah, padahal itu hanyalah salah satu aspek yang harus lekat pada pribadi seorang muslim. Oleh karena itu standar pribadi muslim yang berdasarkan Al-Qur’an dan sunnah merupakan sesuatu yang harus dirumuskan, sehingga menjadi acuan bagi pembentukan pribadi muslim.

Bila disederhanakan, sekurang-kurangnya ada sepuluh profil atau ciri khas yang harus lekat pada pribadi muslim.

1. Salimul Aqidah

Aqidah yang bersih (salimul aqidah) merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah Swt dan dengan ikatan yang kuat itu dia tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan-ketentuan-Nya. Dengan kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada Allah sebagaimana firman-Nya yang artinya: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku, semua bagi Allah Tuhan semesta alam (QS 6:162).

Karena memiliki aqidah yang salim merupakan sesuatu yang amat penting, maka dalam da’wahnya kepada para sahabat di Makkah, Rasulullah Saw mengutamakan pembinaan aqidah, iman atau tauhid.

2. Shahihul Ibadah.

Ibadah yang benar (shahihul ibadah) merupakan salah satu perintah Rasul Saw yang penting, dalam satu haditsnya; beliau menyatakan: “shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat”. Dari ungkapan ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan haruslah merujuk kepada sunnah Rasul Saw yang berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau pengurangan.

3. Matinul Khuluq.

Akhlak yang kokoh (matinul khuluq) atau akhlak yang mulia merupakan sikap dan prilaku yang harus dimiliki oleh setiap muslim, baik dalam hubungannya kepada Allah maupun dengan makhluk-makhluk-Nya. Dengan akhlak yang mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia apalagi di akhirat.

Karena begitu penting memiliki akhlak yang mulia bagi umat manusia, maka Rasulullah Saw ditutus untuk memperbaiki akhlak dan beliau sendiri telah mencontohkan kepada kita akhlaknya yang agung sehingga diabadikan oleh Allah di dalam Al-Qur’an, Allah berfirman yang artinya: Dan sesungguhnya kamu benar-benar memiliki akhlak yang agung (QS 68:4).

4. Qowiyyul Jismi.

Kekuatan jasmani (qowiyyul jismi) merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang harus ada. Kekuatan jasmani berarti seorang muslim memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal dengan fisiknya yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang sehat atau kuat, apalagi perang di jalan Allah dan bentuk-bentuk perjuangan lainnya.
Oleh karena itu, kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim dan pencegahan dari penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan. Meskipun demikian, sakit tetap kita anggap sebagai sesuatu yang wajar bila hal itu kadang-kadang terjadi, dan jangan sampai seorang muslim sakit-sakitan. Karena kekuatan jasmani juga termasuk yang penting, maka Rasulullah Saw bersabda yang artinya: Mu’min yang kuat lebih aku cintai daripada mu’min yang lemah (HR. Muslim).

5. Mutsaqqoful Fikri

Intelek dalam berpikir (mutsaqqoful fikri) merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang penting. Karena itu salah satu sifat Rasul adalah fatonah (cerdas) dan Al-Qur’an banyak mengungkap ayat-ayat yang merangsang manusia untuk berpikir, misalnya firman Allah yang artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang, khamar dan judi. Katakanlah: “pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya”. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari keperluan”. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berpikir (QS 2:219).

Di dalam Islam, tidak ada satupun perbuatan yang harus kita lakukan, kecuali harus dimulai dengan aktivitas berpikir. Karenanya seorang muslim harus memiliki wawasan keislaman dan keilmuan yang luas. Bisa kita bayangkan, betapa bahayanya suatu perbuatan tanpa mendapatkan pertimbangan pemikiran secara matang terlebih dahulu.
Oleh karena itu Allah mempertanyakan kepada kita tentang tingkatan intelektualitas seseorang sebagaimana firman-Nya yang artinya: Katakanlah: “samakah orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?”, sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran (QS 39:9).

6. Mujahadatul Linafsihi.

Berjuang melawan hawa nafsu (mujahadatul linafsihi) merupakan salah satu kepribadian yang harus ada pada diri seorang muslim, karena setiap manusia memiliki kecenderungan pada yang baik dan yang buruk. Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk amat menuntut adanya kesungguhan dan kesungguhan itu akan ada manakala seseorang berjuang dalam melawan hawa nafsu.

Oleh karena itu hawa nafsu yang ada pada setiap diri manusia harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam, Rasulullah Saw bersabda yang artinya: Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran islam) (HR. Hakim).

7. Harishun Ala Waqtihi.


Pandai menjaga waktu (harishun ala waqtihi) merupakan faktor penting bagi manusia. Hal ini karena waktu itu sendiri mendapat perhatian yang begitu besar dari Allah dan Rasul-Nya. Allah Swt banyak bersumpah di dalam Al-Qur’an dengan menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili dan sebagainya.

Allah Swt memberikan waktu kepada manusia dalam jumlah yang sama setiap, yakni 24 jam sehari semalam. Dari waktu yang 24 jam itu, ada manusia yang beruntung dan tak sedikit manusia yang rugi. Karena itu tepat sebuah semboyan yang menyatakan: “Lebih baik kehilangan jam daripada kehilangan waktu”. Waktu merupakan sesuatu yang cepat berlalu dan tidak akan pernah kembali lagi.

Oleh karena itu setiap muslim amat dituntut untuk memanaj waktunya dengan baik, sehingga waktu dapat berlalu dengan penggunaan yang efektif, tak ada yang sia-sia. Maka diantara yang disinggung oleh Nabi Saw adalah memanfaatkan momentum lima perkara sebelum datang lima perkara, yakni waktu hidup sebelum mati, sehat sebelum sakit, muda sebelum tua, senggang sebelum sibuk dan kaya sebelum miskin.

8. Munazhzhamun fi Syuunihi.


Teratur dalam suatu urusan (munzhzhamun fi syuunihi) termasuk kepribadian seorang muslim yang ditekankan oleh Al-Qur’an maupun sunnah. Oleh karena itu dalam hukum Islam, baik yang terkait dengan masalah ubudiyah maupun muamalah harus diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik. Ketika suatu urusan ditangani secara bersama-sama, maka diharuskan bekerjasama dengan baik sehingga Allah menjadi cinta kepadanya.

Dengan kata lain, suatu urusan dikerjakan secara profesional, sehingga apapun yang dikerjakannya, profesionalisme selalu mendapat perhatian darinya. Bersungguh-sungguh, bersemangat dan berkorban, adanya kontinyuitas dan berbasih ilmu pengetahuan merupakan diantara yang mendapat perhatian secara serius dalam menunaikan tugas-tugasnya.

9. Qodirun Alal Kasbi.

Memiliki kemampuan usaha sendiri atau yang juga disebut dengan mandiri (qodirun alal kasbi) merupakan ciri lain yang harus ada pada seorang muslim. Ini merupakan sesuatu yang amat diperlukan. Mempertahankan kebenaran dan berjuang menegakkannya baru bisa dilaksanakan manakala seseorang memiliki kemandirian, terutama dari segi ekonomi. Tak sedikit seseorang mengorbankan prinsip yang telah dianutnya karena tidak memiliki kemandirian dari segi ekonomi. Kareitu pribadi muslim tidaklah mesti miskin, seorang muslim boleh saja kaya raya bahkan memang harus kaya agar dia bisa menunaikan haji dan umroh, zakat, infaq, shadaqah, dan mempersiapkan masa depan yang baik. Oleh karena itu perintah mencari nafkah amat banyak di dalam Al-Qur’an maupun hadits dan hal itu memiliki keutamaan yang sangat tinggi.

Dalam kaitan menciptakan kemandirian inilah seorang muslim amat dituntut memiliki keahlian apa saja yang baik, agar dengan keahliannya itu menjadi sebab baginya mendapat rizki dari Allah Swt, karena rizki yang telah Allah sediakan harus diambil dan mengambilnya memerlukan skill atau ketrampilan.

10. Nafi’un Lighoirihi.

Bermanfaat bagi orang lain (nafi’un lighoirihi) merupakan sebuah tuntutan kepada setiap muslim. Manfaat yang dimaksud tentu saja manfaat yang baik sehingga dimanapun dia berada, orang disekitarnya merasakan keberadaannya karena bermanfaat besar. Maka jangan sampai seorang muslim adanya tidak menggenapkan dan tidak adanya tidak mengganjilkan. Ini berarti setiap muslim itu harus selalu berpikir, mempersiapkan dirinya dan berupaya semaksimal untuk bisa bermanfaat dalam hal-hal tertentu sehingga jangan sampai seorang muslim itu tidak bisa mengambil peran yang baik dalam masyarakatnya.
Dalam kaitan inilah, Rasulullah saw bersabda yang artinya: sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain (HR. Qudhy dari Jabir).

Demikian secara umum profil seorang muslim yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadits, sesuatu yang perlu kita standarisasikan pada diri kita masing-masing.

Membesuk Istri Pak Hamdan



Alhamdulillah, setelah dapat kabar melalui Grup fb di ROHIS SMAN 23 dari Akh Rio (Aka 99) bahwa istrinya Pak Hamdan, Pembina ROHIS kita, sedang dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) tepatnya di Gedung A, Lantai IV, Ruang 402. Istri Pak Hamdan bernama Ibu Sarinawati, beliau dirawat sejak akhir Januari 2011 dan rencananya akan dioperasi (rahim) pada tanggal 6 Februari 2011.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah beberapa orang alumni rohis dan pengurus rohis bergilir hadir pada hari biasa, hingga kemudian kami hadir bersama pada tanggal 6 Februari 2011. Berangkat bersama dari Musholla Bahrul Ilmi setelah mengumpulkan dana dari beberapa alumni lintas angkatan untuk membantu biaya pengobatan Istrinya Pak Hamdan. Terkumpul sejumlah dana, alhamdulillah.

Istri Pak Hamdan, Ibu Sarinawati dirawat di RSCM sudah cukup lama, Pak Hamdan sempat drop juga karena sudah beberapa kali keluar masuk Rumah Sakit, dan kali ini adalah operasi kali ketiga. Untuk seorang Pak Hamdan yang masih menjadi guru honorer Agama Islam di SMAN 23 sejak tahun 1991 mungkin cukup berat. Disamping mengajar di SMAN 23, beliau juga mengajar di Sekolah Kejuruan.

Pak Hamdan dikaruniai dua orang anak, anak sulungnya kini sedang duduk di kelas XI SMAN 23. Bersamaan pada saat ibundanya masuk Rumah Sakit, memang seluruh kelas XI sedang malaksanakan Study Sains ke Jogja selama 4 hari, sehingga putri Pak Hamdan ini akhirnya memutuskan untuk tidak mengikuti acara Study Sains tersebut.

Alhamdulillah pada ahad kemarin, beberapa orang pengurus rohis menyempatkan hadir untuk membesuk istri Pak Hamdan, beberapa orang alumni lintas angkatan menjenguk Ibu Sarinawati yang terbujur lemah di Rumah Sakit. Semoga Pak Hamdan diberi kesabaran yang banyak, dan semoga istrinya cepat sembuh dan diangkatkan penyakitnya.

Kepada segenap alumni dan pengurus rohis yang telah berpartisipasi, berapapun yang kita bantu untuk meringankan beban saudara kita, semoga Allah membalas dengan lebih baik dan berkali-kali lipatnya.

Senang rasanya melihat kesibukan ahad kemarin, beberapa orang alumni dan pengurus rohis sibuk menghitung dana yang terkumpul, terima kasih juga atas inisiatif dan kerja keras Akh Syarif (Aka 2005), Akh Probo (Aka 2006), Ukh Muna (Aka 2005), Akh Khaidir (Aka 2010) yang sudah menggalang dana, semoga kerja keras antum meneguhkan kedudukan antum dan memudahkan segala urusan antum.

Kepada anak-anak rohis kelas X yang tidak dapat turut serta ke RSCM karena sedang mengikuti bedah buku DREAMS, generasi excelent di Univ. Trisakti Gedung D lantai 8, mohon doanya ya, untuk kesembuhan Istri guru kita, Pak Hamdan Syukri.
 

Followers

Blogger Tricks

free counters