Sejarah Rohani Islam SMAN 23 Jakarta tidak dapat dipisahkan dari sejarah sekolah kita sendiri, alamamater kita tercinta, SMA Negeri 23 Jakarta. Jika SMA Negeri 23 Jakarta sudah ada sejak tahun 1966, dengan Kepala Sekolah Pertamanya Bapak R. Harsoehadi, maka Rohis SMAN 23 baru lahir 12 tahun kemudian, yaitu pada tahun 1988. Sudah cukup tua ya! Mungkin kita juga belum lahir!
Seperti diceritakan dari para alumni-alumni generasi awal (ashabiquna awwalun), meskipun ROHIS SMAN 23 Jakarta sudah ada sejak tahun 1988, namun saat itu Rohis masih merupakan bagian organisasi yang belum berdiri sendiri, acara-acara yang diangkatkanpun masih berupa Perayaan Hari Besar Islam berupa acara Maulid-an yang diangkatkan bersama-sama dengan OSIS. Pada periode ini, sekitar tahun 1988-1989 ketua Sub-organisasi Kerohanian Islam diketuai oleh Dede Sutisna. Saat Bapak Dede Sutisna menjabat sebagai ketua Rohis, Kepemimpinan Sekolah dikepalai oleh Bapak M. I. Nicky Ginoga sebagai Kepala Sekolah Ke-8.
Meskipun Rohis baru lahir 12 tahun kemudian sejak berdirinya SMAN 23, namun rohis sudah menghasilkan kepemimpinan generasi sebanyak 23 angkatan (terhitung sejak tahun 1988-2010), sedangkan Kepemimpinan Sekolah baru sebanyak 15 angkatan. Ya iyalah, kan periode kepengurusan Rohis setahun sekali, sedangkan masa jabatan Kepala Sekolah bisa lebih dari satu tahun, bahkan ada yang lebih dari 5 tahun.
No. Periode Nama Ketua Rohis SMAN 23 Jakarta
1. 1988 – 1989 Dede Sutisna
2. 1989 – 1990 Suharto
3. 1990 – 1991 Dwinanto Prastowo
4. 1991 – 1992 Nurhasan
5. 1992 – 1993 Mohammad Nur
6. 1993 – 1994 Kosasih
7. 1994 – 1995 Surahman
8. 1995 – 1996 Rommie Yanto
9. 1996 – 1997 Cepi Parman
10. 1997 – 1998 Junaedi
11. 1998 – 1999 Asep Supriyatna
12. 1999 – 2000 Lukmanul Hakim
13. 2000 – 2001 Anas Malik Farhan
14. 2001 – 2002 Dwi Armada
15. 2002 – 2003 Muhammad Iqbal
16. 2003 – 2004 Muhammad Syarif Hidayat
17. 2004 – 2005 Probo Setiawan
18. 2005 – 2006 Febriyansyah
19. 2006 – 2007 Raden Gumilar
20. 2007 – 2008 Khalil Gibran
21. 2008 – 2009 Khaidir Alatas
22. 2009 – 2010 Muhammad Arip Aprianto
23. 2010 - 2011 Muhammad Egy Subentra
Mungkin status Rohis hari ini tidak begitu jauh berbeda dengan Rohis pada tahun-tahun awal, yaitu Rohis sebagai Sub atau Sie dari OSIS, namun sayangnya Rohis pada tahun ini belum memiliki anggota. Kepemimpinan Rohis pun dilanjutkan oleh Bapak Suharto (Bukan presiden RI ke-2 ya!). Di kepemimpinan beliau Rohis mencoba untuk mandiri, maksudnya mandiri dalam kegiatan. Jadi, walaupun Rohis tetap sebagai Sub-organisasi OSIS, pada periode ini Rohis mencoba berdikari sebagai organisasi, mengangkatkan acara sendiri, dan mendeklarasikan ketua Sie Kerohanian Islam juga sebagai Ketua Rohis, hasilnya seperti yang sudah kita rasakan sampai saat ini.
Periode Rohis yang dipimpin oleh Bapak Suharto ini belum memiliki anggota, karena baru ”minggat” dari rumahnya. Merasa membutuhkan generasi penerus yang melanjutkan perjuangan da’wah Rohis, maka dilaksanakan Open Recruitmen pertama kali. Open Recruitment anggota dan pengurus rohis pertama ini baru dimulai dengan memanfaatkan momen Pelaksanaan Hari Besar Islam, seperti maulid-an dan sebagainya. Kalo sekarang momen perekrutan dilakukan saat Open House, kalo kemarin saat Maulid-an, kalo kemarin masih ada acara Maulid-an dan belum ada Open House, sekarang masih ada acara Maulid-an gak ya?
Rohis pada periode ini juga sudah mulai kondusif karena sekolah kita yang di Tomang sedang di renovasi dan kita menumpang di Sekolah SD di Bilangan Anggrek Nelly Murni, Palmerah Utara. Saat itu gedung SMAN 23 direhabilitasi total menjadi tiga lantai lengkap dengan Lab. IPA, Lab. Bahasa, Perpustakaan, dan AULA (seperti yang dituliskan pada situs sekolah SMAN 23 Jakarta). Para alumni generasi awal saat itu melobi Kepala Sekolah SD tempat kita numpang untuk meminjam ruang gudang sebagai musholla dan sekaligus sebagai base camp / pusat kegiatan Rohis.
Satu Kebanggaan tersendiri tentang Rohis pada periode ini adalah bahwa Rohis SMAN 23 Jakarta adalah Rohis pertama di Jakarta Barat yang menyelenggarakan Pentas Nasyid di sekolah. Nasyid yang dulu dibawakan berjudul “Laatas alu” ( Jangan Kau Tanya) & “Ribathul Ukhuwah” ( Tali Persaudaraan), nasyidnya berbahasa arab, jadi terjemahan nasyidnya di bacakan sebagai puisi mengiringi nasyidnya. Salah satu pembawa nasyidnya (Munsyid) adalah Ka Nanang Kurniawan. Pada periode Rohis kali ini juga, Halaqoh Tarbiyah (halaqoh-lingkaran/mentoring, tarbiyah-pembinaan/pendidikan islam) terbentuk satu kelompok (ikhwan), dan halaqoh tarbiyah inipun yang memberikan energi dahsyat saat itu dalam perkembangan da’wah dan syi’ar islam di SMAN 23 Jakarta.
Masih berlokasi di Sekolah Dasar di Bilangan Palmerah, estafet Rohispun berlanjut, yaitu pada tahun 1990-1991, Ketua Rohisnya dilanjutkan oleh Kakak Dwinanto Prastowo, sekarang beliau adalah Superviser Quality Control (Spv QC) di PT Bogasari. Saat beliau menjabat sebagai Ketua Rohis, sebagai Pembina Rohisnya adalah Ibu Rosmini Rasul dan Bapak Ahmad Basyuni Syarief (Alm). Pada era ini, Halaqoh Tarbiyah Akhwat mulai terbentuk, anggota-anggotanya adalah Kakak Santi Tungka, Dilla Laswantina, Ety Wahyuniaty, Elsi Marlini, Sri Sayekti,,,
Alhamdulillah dengan Halaqoh Tarbiyah, ROHIS menjadi kegiatan ekstrakurikuler paling dominan dibandingkan ekstrakurikuler lainnya dalam wadah OSIS. Anggotanya disegani, bukan hanya dari kalangan siswa, tapi juga dikalangan guru. Anggota Ekskul lain (PMR, KIR, Paskibra) banyak juga yang akhirnya bergabung dengan kegiatan Rohis.
Pada Periode ini juga Rohis 23 menjadi ekskul pertama yang melaksanakan kegiatan di luar sekolah yang menginap di luar kota selama 3 atau 4 hari dalam Kegiatan TAFAKUR ALAM (TA). Ini adalah kegiatan TA pertama dalam sejarah ROHIS 23, yang di setujui pihak sekolah dan dikuti pula dengan guru sekolah.
Pada periode ini juga ROHIS pernah mengadakan pelajaran Bahasa Arab (yang ngajar bhs Arab saat itu Kak Salman - Alumni pesantren). sayang hanya berlangsung singkat, tidak sampai 1 semester kegiatan terhenti karena pengajarnya berhalangan. Kemudian Kepemimpinan Rohis dilajutkan oleh Kak Nur Hasan (1991-1992).
Mushalla Bahrul Ilmi, sebagai tempat shalat dan pusat kegiatan keislaman, merangkap sebagai sekretariat dan base camp-nya anak rohis baru dibangun pada tahun 1992, tepatnya pada tanggal 14 Desember 1992 pada masa Kepala Sekolah Ruhanta Sastradipura, dan diresmikan oleh Kanwil Depdikbud pada tanggal 25 Juli 1994 oleh Drs. H. Tating Karnadinata.
Merunut sejarah berdiri dan perkembangan Rohis sejak tahun 1988 hingga tahun 2010, dengan telah mengalami 23 angkatan, belum diperoleh informasi tentang siapa-siapa saja para ashabiquna awwalun itu, para founding fathers (bapak pendiri) yang telah menggagas berdirinya rohis. Kemudian menjadi maklum bahwa tanggal berdirinya Rohispun belum diketemukan, mungkin akta kelahiran Rohis masih terselip di suatu tempat atau masih harus didapatkan informasi-informasi tentang sejarah Rohis dari para “saksi hidup”. Semoga sejarah Rohis diatas semakin menguatkan langkah kaki kita untuk mengembangkan da’wah Rohis agar semakin rapi dan semakin baik dari tahun ke tahun. Amiin yaa Rabbal ‘alamiin.
Seperti diceritakan dari para alumni-alumni generasi awal (ashabiquna awwalun), meskipun ROHIS SMAN 23 Jakarta sudah ada sejak tahun 1988, namun saat itu Rohis masih merupakan bagian organisasi yang belum berdiri sendiri, acara-acara yang diangkatkanpun masih berupa Perayaan Hari Besar Islam berupa acara Maulid-an yang diangkatkan bersama-sama dengan OSIS. Pada periode ini, sekitar tahun 1988-1989 ketua Sub-organisasi Kerohanian Islam diketuai oleh Dede Sutisna. Saat Bapak Dede Sutisna menjabat sebagai ketua Rohis, Kepemimpinan Sekolah dikepalai oleh Bapak M. I. Nicky Ginoga sebagai Kepala Sekolah Ke-8.
Meskipun Rohis baru lahir 12 tahun kemudian sejak berdirinya SMAN 23, namun rohis sudah menghasilkan kepemimpinan generasi sebanyak 23 angkatan (terhitung sejak tahun 1988-2010), sedangkan Kepemimpinan Sekolah baru sebanyak 15 angkatan. Ya iyalah, kan periode kepengurusan Rohis setahun sekali, sedangkan masa jabatan Kepala Sekolah bisa lebih dari satu tahun, bahkan ada yang lebih dari 5 tahun.
No. Periode Nama Ketua Rohis SMAN 23 Jakarta
1. 1988 – 1989 Dede Sutisna
2. 1989 – 1990 Suharto
3. 1990 – 1991 Dwinanto Prastowo
4. 1991 – 1992 Nurhasan
5. 1992 – 1993 Mohammad Nur
6. 1993 – 1994 Kosasih
7. 1994 – 1995 Surahman
8. 1995 – 1996 Rommie Yanto
9. 1996 – 1997 Cepi Parman
10. 1997 – 1998 Junaedi
11. 1998 – 1999 Asep Supriyatna
12. 1999 – 2000 Lukmanul Hakim
13. 2000 – 2001 Anas Malik Farhan
14. 2001 – 2002 Dwi Armada
15. 2002 – 2003 Muhammad Iqbal
16. 2003 – 2004 Muhammad Syarif Hidayat
17. 2004 – 2005 Probo Setiawan
18. 2005 – 2006 Febriyansyah
19. 2006 – 2007 Raden Gumilar
20. 2007 – 2008 Khalil Gibran
21. 2008 – 2009 Khaidir Alatas
22. 2009 – 2010 Muhammad Arip Aprianto
23. 2010 - 2011 Muhammad Egy Subentra
Mungkin status Rohis hari ini tidak begitu jauh berbeda dengan Rohis pada tahun-tahun awal, yaitu Rohis sebagai Sub atau Sie dari OSIS, namun sayangnya Rohis pada tahun ini belum memiliki anggota. Kepemimpinan Rohis pun dilanjutkan oleh Bapak Suharto (Bukan presiden RI ke-2 ya!). Di kepemimpinan beliau Rohis mencoba untuk mandiri, maksudnya mandiri dalam kegiatan. Jadi, walaupun Rohis tetap sebagai Sub-organisasi OSIS, pada periode ini Rohis mencoba berdikari sebagai organisasi, mengangkatkan acara sendiri, dan mendeklarasikan ketua Sie Kerohanian Islam juga sebagai Ketua Rohis, hasilnya seperti yang sudah kita rasakan sampai saat ini.
Periode Rohis yang dipimpin oleh Bapak Suharto ini belum memiliki anggota, karena baru ”minggat” dari rumahnya. Merasa membutuhkan generasi penerus yang melanjutkan perjuangan da’wah Rohis, maka dilaksanakan Open Recruitmen pertama kali. Open Recruitment anggota dan pengurus rohis pertama ini baru dimulai dengan memanfaatkan momen Pelaksanaan Hari Besar Islam, seperti maulid-an dan sebagainya. Kalo sekarang momen perekrutan dilakukan saat Open House, kalo kemarin saat Maulid-an, kalo kemarin masih ada acara Maulid-an dan belum ada Open House, sekarang masih ada acara Maulid-an gak ya?
Rohis pada periode ini juga sudah mulai kondusif karena sekolah kita yang di Tomang sedang di renovasi dan kita menumpang di Sekolah SD di Bilangan Anggrek Nelly Murni, Palmerah Utara. Saat itu gedung SMAN 23 direhabilitasi total menjadi tiga lantai lengkap dengan Lab. IPA, Lab. Bahasa, Perpustakaan, dan AULA (seperti yang dituliskan pada situs sekolah SMAN 23 Jakarta). Para alumni generasi awal saat itu melobi Kepala Sekolah SD tempat kita numpang untuk meminjam ruang gudang sebagai musholla dan sekaligus sebagai base camp / pusat kegiatan Rohis.
Satu Kebanggaan tersendiri tentang Rohis pada periode ini adalah bahwa Rohis SMAN 23 Jakarta adalah Rohis pertama di Jakarta Barat yang menyelenggarakan Pentas Nasyid di sekolah. Nasyid yang dulu dibawakan berjudul “Laatas alu” ( Jangan Kau Tanya) & “Ribathul Ukhuwah” ( Tali Persaudaraan), nasyidnya berbahasa arab, jadi terjemahan nasyidnya di bacakan sebagai puisi mengiringi nasyidnya. Salah satu pembawa nasyidnya (Munsyid) adalah Ka Nanang Kurniawan. Pada periode Rohis kali ini juga, Halaqoh Tarbiyah (halaqoh-lingkaran/mentoring, tarbiyah-pembinaan/pendidikan islam) terbentuk satu kelompok (ikhwan), dan halaqoh tarbiyah inipun yang memberikan energi dahsyat saat itu dalam perkembangan da’wah dan syi’ar islam di SMAN 23 Jakarta.
Masih berlokasi di Sekolah Dasar di Bilangan Palmerah, estafet Rohispun berlanjut, yaitu pada tahun 1990-1991, Ketua Rohisnya dilanjutkan oleh Kakak Dwinanto Prastowo, sekarang beliau adalah Superviser Quality Control (Spv QC) di PT Bogasari. Saat beliau menjabat sebagai Ketua Rohis, sebagai Pembina Rohisnya adalah Ibu Rosmini Rasul dan Bapak Ahmad Basyuni Syarief (Alm). Pada era ini, Halaqoh Tarbiyah Akhwat mulai terbentuk, anggota-anggotanya adalah Kakak Santi Tungka, Dilla Laswantina, Ety Wahyuniaty, Elsi Marlini, Sri Sayekti,,,
Alhamdulillah dengan Halaqoh Tarbiyah, ROHIS menjadi kegiatan ekstrakurikuler paling dominan dibandingkan ekstrakurikuler lainnya dalam wadah OSIS. Anggotanya disegani, bukan hanya dari kalangan siswa, tapi juga dikalangan guru. Anggota Ekskul lain (PMR, KIR, Paskibra) banyak juga yang akhirnya bergabung dengan kegiatan Rohis.
Pada Periode ini juga Rohis 23 menjadi ekskul pertama yang melaksanakan kegiatan di luar sekolah yang menginap di luar kota selama 3 atau 4 hari dalam Kegiatan TAFAKUR ALAM (TA). Ini adalah kegiatan TA pertama dalam sejarah ROHIS 23, yang di setujui pihak sekolah dan dikuti pula dengan guru sekolah.
Pada periode ini juga ROHIS pernah mengadakan pelajaran Bahasa Arab (yang ngajar bhs Arab saat itu Kak Salman - Alumni pesantren). sayang hanya berlangsung singkat, tidak sampai 1 semester kegiatan terhenti karena pengajarnya berhalangan. Kemudian Kepemimpinan Rohis dilajutkan oleh Kak Nur Hasan (1991-1992).
Mushalla Bahrul Ilmi, sebagai tempat shalat dan pusat kegiatan keislaman, merangkap sebagai sekretariat dan base camp-nya anak rohis baru dibangun pada tahun 1992, tepatnya pada tanggal 14 Desember 1992 pada masa Kepala Sekolah Ruhanta Sastradipura, dan diresmikan oleh Kanwil Depdikbud pada tanggal 25 Juli 1994 oleh Drs. H. Tating Karnadinata.
Merunut sejarah berdiri dan perkembangan Rohis sejak tahun 1988 hingga tahun 2010, dengan telah mengalami 23 angkatan, belum diperoleh informasi tentang siapa-siapa saja para ashabiquna awwalun itu, para founding fathers (bapak pendiri) yang telah menggagas berdirinya rohis. Kemudian menjadi maklum bahwa tanggal berdirinya Rohispun belum diketemukan, mungkin akta kelahiran Rohis masih terselip di suatu tempat atau masih harus didapatkan informasi-informasi tentang sejarah Rohis dari para “saksi hidup”. Semoga sejarah Rohis diatas semakin menguatkan langkah kaki kita untuk mengembangkan da’wah Rohis agar semakin rapi dan semakin baik dari tahun ke tahun. Amiin yaa Rabbal ‘alamiin.