Jumat, 14 Oktober 2011

Alumni Rohis Sekolah, Antara Back to School (ADS) dan Iron Stock Dakwah Kampus (ADK)


email


Dakwatuna.com Alhamdulillahirobbil ‘alamin, yang telah mengaruniakan kepada kita nikmat yang tak mampu kita menghitungnya, iman, Islam, sehat, ukhuwah, dan tentunya kesempatan untuk bergabung dalam dakwah. Semoga kesemua itu dapat senantiasa kita syukuri dalam lisan maupun perbuatan kita, karena hakikatnya bukan dakwah yang butuh kita, namun kitalah yang butuh dakwah (Al Maidah: 54).
Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Qudwah Hasanah, Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasalam, beserta para sahabat, keluarga serta orang-orang beriman di manapun mereka berada, yang tetap istiqamah berpegang teguh kepada tali agama Allah dan tidak bercerai berai.
Sering di beberapa pertemuan kami dengan para alumni Rohis yang telah menjadi mahasiswa dan aktif dalam kegiatan di kampusnya, beberapa di antara mereka berkonsultasi terkait sulitnya memposisikan diri, antara kewajiban mereka  terjun dalam dakwah kampus, dengan keterlibatan mereka dalam dakwah sekolah, karena tidak jarang mereka berada pada posisi di mana tenaga mereka sama-sama dibutuhkan di kedua tempat tersebut.
Hal ini sering menjadi buah simalakama bagi mereka, di satu sisi mereka tentunya ingin meng-upgrade kemampuan dan wawasan mereka ditempat baru mereka yaitu kampus sebagai Aktivis dakwah Kampus (ADK), namun di sisi lain mereka juga masih memiliki kewajiban untuk menjaga keberlangsungan dakwah di sekolah mereka sebelumnya sebagai Aktivis Dakwah Sekolah (ADS).
Oleh karena itu, para ADS yang juga ADK hendaknya memperhatikan hal-hal berikut;
  1. Belajar dan terus belajar untuk mampu mengelola waktu mereka sehingga setiap kegiatan sudah memiliki waktunya masing-masing, karena sebagaimana sebuah ungkapan: ”Al wajibatu aktsaru minal awqot.” Kewajiban yang kita miliki-sebagai seorang aktivis dakwah- jauh lebih banyak daripada waktu yang  kita punya.  Kewajiban mereka bukan hanya aktif dalam dakwah kampus maupun sekolah, namun mereka juga punya kewajiban yang tidak kalah pentingnya yaitu belajar untuk masa depan mereka, serta berbakti kepada kedua orang tua, jangan sampai kesibukan dalam dakwah melalaikan mereka dari belajar dan menyelesaikan studi dengan baik, serta jangan sampai kesibukan dalam dakwah justru menjadikan keluarga mereka –pihak yang seharusnya menjadi objek pertama dalam dakwah mereka- sebagaimana dicontohkan Rasulullah- malah membenci aktivitas dakwah yang mereka kerjakan lantaran seringnya mengabaikan hak-hak keluarga. Maka mempelajari fiqih prioritas menjadi menu yang wajib bagi setiap aktivis dakwah yang diberikan banyak amanah.

  2. Berkoordinasi dengan qiyadah di kampus maupun di sekolah, untuk menemukan solusi terbaik – win win solution – sehingga tidak ada satu amanah pun yang terlalaikan. Baik pihak qiyadah di kampus maupun di sekolah hendaknya juga memperhatikan masalah seperti ini, mampu melaksanakan mapping anggotanya dengan baik sehingga permasalahan bentrok amanah ADS/ADK bisa diminimalisasi sedemikian rupa. Di beberapa sekolah dan kampus ada yang memiliki semacam alur pembinaan dakwah sekolah/kampus, sehingga mampu menempatkan para ADS/ADKnya sesuai dengan tingkatan dan kemampuannya masing-masing. Tentunya kita berharap juga pada level kepemimpinan  yang lebih tinggi turut memberikan perhatian atas masalah ini, sehingga semua lini. Semua wajihah dalam dakwah bisa berjalan dengan baik. Hal yang mungkin bisa dilakukan adalah mengadakan pertemuan antara qiyadah dakwah kampus dengan qiyadah dakwah sekolah sehingga dari pertemuan tersebut dapat tersinergikan antara ‘amal-‘amal dakwah kampus dengan dakwah sekolah karena seringkali pertemuan hanya terbatas pengelola dakwah kampus saja atau pengelola dakwah sekolah saja.

  3. Perlu adanya kearifan sikap dari semua elemen dakwah, bahwa mereka para ADS/ADK adalah jiwa-jiwa yang masih harus terus dijaga, mereka sedang berupaya menuju kearah kedewasaan dalam bersikap dan bertindak, sehingga pada akhirnya mereka benar-benar siap untuk ‘fight’meskipun mereka dalam kesendirian dan kesibukan yang begitu banyak.

  4. Yang paling utama adalah bahwa ADS/ADK bekerja hanya karena Allah, maka eratkanlah hubungan dengan Sang Pemilik jiwa, karena tanpa kehendakNya, kita tidak mungkin mampu bekerja dalam ‘amal-‘amal dakwah. Bahkan bisa jadi kesibukan dalam dakwah yang tidak dibarengi dengan kesibukan kita mendekatkan diri kepadaNya, hanya akan menjadi sebab futurnya seseorang dari jalan dakwah, kemudian akhirnya mundur perlahan-lahan. Semoga Allah menjaga kita untuk senantiasa istiqamah dijalanNya, dan membimbing kita untuk senantiasa mampu mengoptimalkan waktu yang kita miliki untuk menyelesaikan setiap amanah yang diberikan kepada kita.

Demikianlah sedikit pemikiran yang bisa kami tuangkan semoga memberikan manfaat bagi siapapun yang membacanya kebenaran hanya milik Allah, maka janganlah kita ragu untuk mengambilnya. Namun jika ada kesalahan dan kekurangan mohon dibukakan pintu kemaafan, dan silakan untuk dikritisi dengan sebaik-baiknya, karena kami hanyalah makhluk yang lemah dan penuh kesalahan.
Wallahu a’lam bishshawab…


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2011/10/15436/alumni-rohis-sekolah-antara-back-to-school-ads-dan-iron-stock-dakwah-kampus-adk/#ixzz1amwlAgxN

0 Responses to “Alumni Rohis Sekolah, Antara Back to School (ADS) dan Iron Stock Dakwah Kampus (ADK)”

Posting Komentar

 

Followers

Blogger Tricks

free counters